Reporter: Nurul Kolbi, Roy Franedya, Nina Dwiantika |
JAKaRTA. Likuiditas perbankan saat ini sangat ketat. Sejumlah bankir memprediksi, musim kering likuiditas ini bakal makin parah jika perlambatan ekonomi global pada 2012 berlangsung lebih buruk dari perkiraan.
Saat ini rasio intermediasi atau loan to deposit ratio (LDR) 10 bank besar berada di atas 80%. Hanya Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Central Asia (BCA) dan Mandiri memiliki LDR di bawah angka tersebut. "Data LDR ini mengacu pada outstanding atau kredit tersalurkan, belum menghitung undisbursed loan atau kredit yang belum dicairkan," kata Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA, dalam seminar prospek perbankan 2012, Rabu (23/11).
Artinya, jika debitur itu mencairkan kreditnya, LDR perbankan bakal meningkat lebih tinggi lagi. "Bank harus menyiapkan dana, apa pun caranya," katanya. Data BI menunjukkan, undisbursed loan mencapai Rp 623 triliun per September 2011, tumbuh 17,5% dibanding posisi yang sama tahun lalu.
Mengacu pada situasi itu, kata Jahja, perebutan DPK pada tahun depan bakal berlangsung keras. Jangan heran jika bank berlomba-lomba menawarkan pemanis seperti hadiah atau bunga simpanan lebih tinggi daripada bunga wajar penjaminan (LPS rate). "Suka tidak suka, biaya dana akan tetap tinggi. Inilah tantangan perbankan ke depan; memenuhi harapan bunga kredit turun, dengan biaya dana masih mahal," katanya.
Beberapa bank memang sudah jor-joran merayu nasabah. UOB Buana, misalnya, menawarkan produk tabungan Saving Plan yang memberikan hadiah, seperti Blackberry, iPad hingga sepeda motor. Bank lainnya, OCBC NISP menjaring DPK dengan iming-iming hadiah Ipad 2, Blackberry 9900 Dakota, Blackberry 9810 Torch hingga Samsung Galaxy Ace.
Bank daerah seperti Bank Jabar Banten (BJB) juga ikut meramaikan persaingan dengan tawaran hadiah. Ini belum termasuk Bank Rakyat Indonesia (BRI), BCA, BNI ataupun Mandiri yang rutin memberikan hadiah untuk para penabungnya.
Direktur Micro and Retail Banking Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan, berbagai gimmick itu tidak besar pengaruhnya terhadap pilihan masyarakat. Justru yang memandu masyarakat adalah rasa aman dan kenyamanan bertransaksi. "Kalau banknya kuat, tanpa promosi pun mereka akan tetap menyimpan dana di bank tersebut," ujarnya.
Meski perebutan DPK bakal sengit, Bank Indonesia tidak ada rencana menertibkannya.Deputi Gubernur BI Muliaman D. Hadad mengatakan, BI tidak akan melarang perbankan memberikan hadiah. Kalaupun akan mengatur, BI lebih menyoroti komponen suku bunga dasar kredit (SBDK). Bank yang biaya dana atau biaya promosinya kelewat tinggi akan kena tegur. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News