kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.491.000   8.000   0,32%
  • USD/IDR 16.757   21,00   0,13%
  • IDX 8.610   -8,64   -0,10%
  • KOMPAS100 1.188   4,72   0,40%
  • LQ45 854   1,82   0,21%
  • ISSI 307   0,26   0,08%
  • IDX30 439   -0,89   -0,20%
  • IDXHIDIV20 511   -0,15   -0,03%
  • IDX80 133   0,33   0,25%
  • IDXV30 138   0,47   0,34%
  • IDXQ30 140   -0,47   -0,33%

Asosiasi Dana Pensiun Perkirakan Peserta DPLK Akan Tumbuh 5%–7% pada Tahun 2026


Minggu, 21 Desember 2025 / 13:28 WIB
Asosiasi Dana Pensiun Perkirakan Peserta DPLK Akan Tumbuh 5%–7% pada Tahun 2026
ILUSTRASI. DPLK (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Ade Priyatin | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (ADPLK) memproyeksikan pertumbuhan peserta Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) berkisar 5%–7% di tahun 2026. Perkiraan ini didasarkan pada tren pertumbuhan peserta dan aset DPLK yang relatif stabil dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

Ketua umum ADPLK, Tondy Suradiredja mengatakan bahwa industri DPLK masih memiliki prospek positif dengan ruang pertumbuhan yang luas. Dalam tiga tahun terakhir, aset DPLK tumbuh stabil di kisaran 6%–8% YoY.

"Kami melihat prospek bisnis DPLK tetap positif dengan ruang pertumbuhan yang luas," ujar Tondy kepada Kontan, Sabtu (20/12/2025).

Baca Juga: Danantara Dapat Cuan Rp 15,89 Triliun dari Dividen Interim BMRI dan BBRI

Secara umum pertumbuhan peserta berasal dari sektor korporasi yang mempercayakan urusan pengelolaan dana pensiun atau pesangon kepada DPLK sebagai langkah menghindari risiko cashflow di masa depan.

Meski demikian, ADPLK melihat potensi pertumbuhan yang cukup besar dari segmen pekerja informal dan peserta individu. Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2025, total angkatan kerja Indonesia mencapai 153,05 juta orang, dengan sekitar 86,58 juta orang atau 59% di antaranya bekerja di sektor informal.

Besarnya porsi pekerja informal tersebut dinilai menjadi peluang jangka panjang bagi industri dana pensiun. Namun, Tondy mengakui bahwa kontribusi pertumbuhan peserta dari segmen ini masih belum sebesar korporasi.

"Kami melihat ada potensi peningkatan dari segmen pekerja informal ataupun individu, walau lonjakannya tidak sebesar peserta korporasi," ucapnya.

Baca Juga: OJK Membentuk Direktorat Pengawasan Perbankan Digital, Ini Fokus Pengawasannya

Kendati demikian, Tondy juga mengatakan bahwa partisipasi dana pensiun sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan disposable income atau pendapatan bersih masyarakat. 

Di tengah dinamika ekonomi, masyarakat cenderung lebih mengutamakan kebutuhan jangka pendek. Di samping itu, preferensi masyarakat untuk memilih instrumen investasi yang likuid sehingga bisa dicairkan sewaktu-waktu juga menjadi faktor banyak yang belum memahami pentingnya dana pensiun.

Ke depannya, Tondy berharap stabilitas ekonomi domestik dapat mendorong pemulihan daya beli masyarakat, khususnya kalangan kelas menengah. Dengan kondisi ekonomi yang stabil, partisipasi peserta individu dan pekerja informal diharapkan bisa meningkat.

"Jika ekonomi domestik lebih stabil, kami berharap daya beli masyarakat kelas menengah dapat pulih sehingga partisipasi individu dapat meningkat," ucapnya.

Selanjutnya: Badan Konsumen Korsel: SK Telecom Wajib Bayar Ganti Rugi kepada 58 Korban Peretasan

Menarik Dibaca: Dana Transaksi Tidak Sesuai? Ini Cara Mudah Atur Selisih Pencairan Dana Merchant

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×