kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   13.000   0,91%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Berhasil Tekan Biaya Dana, Pendapatan Perbankan Lebih Optimal pada Awal 2022


Minggu, 08 Mei 2022 / 19:30 WIB
Berhasil Tekan Biaya Dana, Pendapatan Perbankan Lebih Optimal pada Awal 2022


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan berupaya menekan biaya dana saat permintaan kredit makin deras. Berkat dua strategi ini, jajaran bank besar berhasil membukukan pendapatan dan laba bersih jumbo di kuartal pertama 2022. 

Bank Mandiri misalnya memanfaatkan momentum penurunan suku bunga acuan dengan menurunkan biaya dari sumber pendanaan.

Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Panji Irawan menyatakan fokus pada dana murah atau current account and saving account (CASA). 

“Oleh sebab itu, kami bisa menjaga biaya dana atau cost of fund (CoF). CoF deposito berbunga mahal tinggal 0,7%. Sehingga, kombinasi peningkatan CASA dari tabungan dan giro membuat kami bisa menekan CoF ke posisi paling rendah dalam sejarah Bank Mandiri,” paparnya.

Baca Juga: Mencermati Dampak Kenaikan Suku Bunga The Fed Terhadap Saham Perbankan

Bank Mandiri mencatatkan biaya dana 1,23% di Maret 2022. Jauh menurun dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar 1,86%. Adapun himpunan dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri tumbuh 7,42% yoy  yang menembus Rp1.269,0 triliun atau tumbuh 7,42% YoY. 

Pertumbuhan DPK tersebut utamanya ditopang digitalisasi lewat Livin’ by Mandiri yang meningkatkan dana CASA bank only yang tumbuh 10,93% YoY menjadi Rp 748,6 triliun dengan rasio CASA mencapai 75,0%. 

Ini membuat pendapatan bunga bersih Bank Mandiri naik 17,1% yoy menjadi Rp 20,48 triliun di Maret 2022. Sedangkan perolehan laba bersih secara konsolidasi meningkat 70% yoy jadi Rp 10 triliun di kuartal 1-2022. 

Tak mau kalah, Bank BTN fokus menghimpun perolehan CASA mencapai Rp 128,26 triliun naik sebesar 13,85% dibandingkan akhir Maret 2021 sebesar Rp 112,66 triliun.

Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo menyatakan kenaikan dana murah ini membuat BTN berhasil menekan biaya dana atau cost of fund Bank BTN pada kuartal 1-2022 menjadi 2,41% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,69%.  

“Fokus Bank BTN dalam menggenjot perolehan dana murah dan memangkas dana mahal telah membuat total deposito perseroan mengalami penurunan 10,96% menjadi Rp 162,27 triliun pada kuartal 1-2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 182,25 triliun,” ujar Haru belum lama ini.

Baca Juga: Terdampak Keputusan The Fed, Simak Proyeksi IHSG pada Perdagangan Pasca Lebaran

Hal ini membuat biaya dana bunga turun 30,87% yoy dari Rp 3,58 triliun menjadi Rp 2,47 triliun di kuartal 1-2022. Sehingga, pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) BTN mampu tumbuh 28,81% yoy dari Rp 2,77 triliun menjadi Rp 3,57 triliun di kuartal pertama 2022. 

Sedangkan laba bersih BTN mampu tumbuh 23,89% yoy dari Rp 625 miliar menjadi Rp 774 miliar di tiga bulan pertama tahun ini. 

Adapun Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menyatakan DPK tumbuh 8,4% secara yoy, dengan rasio dana murah atau current account and saving account (CASA) masih mendominasi dan terus meningkat menjadi 69,2% dari periode sama tahun lalu 67,9%.  

“Pertumbuhan dana murah ini mendorong perbaikan Cost of Fund dari 1,74% pada akhir kuartal pertama 2021 menjadi 1,46% pada kuartal pertama 2022. Ruang untuk ekspansi pun masih terbuka. Ditunjukkan dari loan to deposit ratio yang berada pada 85,02%. Di sisi permodalan, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) berada pada posisi 19,3%, naik 120 basis poin secara yoy,” sebutnya.

Baca Juga: Kinerja BRI Tahun Ini Diramal Tumbuh Positif, Begini Rekomendasi Saham BBRI

Adapun Direktur Keuangan & Strategi Bank Syariah Indonesia (BSI) Ade Cahyo Nugroho menyatakan pasca melakukan merger, BSI mampu menekan biaya dana dari 2,19% di Maret 2021 menjadi 1,62% di kuartal 1-2022. Ia mengklaim membuat BSI memiliki biaya dana yang kompetitif dibandingkan bank besar lainnya. 

“Hal ini tak terlepas dari himpunan tabungan BSI yang tembus hingga Rp 100,73 triliun di kuartal pertama 2022. Nilai itu meningkat 15,48% yoy dari posisi yang sama tahun lalu Rp 87,23 triliun,” paparnya. 

Menariknya, pertumbuhan tabungan ditopang oleh kenaikan tabungan wadiah 23,66% yoy dari Rp 29,40 triliun menjadi Rp 36,36 triliun. Tabungan wadiah merupakan produk khas bank syariah yang tidak memberikan imbal hasil bagi para nasabah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×