kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Beri Kredit Berbunga Kompetitif, BTN Kurangi Sumber Pendanaan Mahal Secara Gradual


Jumat, 15 Juli 2022 / 16:00 WIB
Beri Kredit Berbunga Kompetitif, BTN Kurangi Sumber Pendanaan Mahal Secara Gradual
ILUSTRASI. Suasana di Menara BTN, Jakarta, Senin (23/10). Berikan Kredit Berbunga Kompetitif, BTN Kurangi Sumber Pendanaan Mahal Secara Gradual. KONTAN/Muradi/2017/10/23


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk terus memperbaiki komposisi pendanaan dalam melakukan ekspansi kredit. Wakil Direktur Utama Bank BTN, Nixon LP Napitupulu menyatakan terus mengurangi obligasi dengan kupon tinggi. Hal ini dilakukan agar bisa memberikan kredit dengan bunga yang lebih kompetitif. 

“Dulu BTN memang merilis obligasi jangka panjang dan mahal. Borrowing mahal ini telah kita kurangi dengan mendorong dana murah dan berkelanjutan. Kita juga merilis obligasi dengan nominal yang sedikit, tiba-tiba berhenti juga tidak bisa, nanti pasarnya ribut,” tutur Nixon beberapa waktu lalu.  

Nixon mengakui bahwa BTN sempat memiliki obligasi dengan kupon relatif tinggi hingga Rp 50 triliun. Pendanaan ini terus dikurangi hingga tersisa Rp 38 triliun saat ini . Nixon menyebut idealnya dana mahal ini hanya 5% dari total pendanaan. 

“Namun juga tidak bisa tidak punya sama sekali. Karena kita harus punya instrumen juga. Tahun ini, kita targetkan himpunan dana murah bisa 45% dari total DPK,” tambah Nixon.

Baca Juga: Ekonomi Global Dilanda Ketidakpastian, Bank Diminta Siapkan Pencadangan yang Memadai

Adapun Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C Permana menyatakan terdapat dua alasan bagi bank dalam merilis obligasi. Pertama, bagi bank kecil hingga menengah relatif memiliki likuiditas yang terbatas sehingga obligasi menjadi solusinya selain berebut DPK. 

Kedua, kelompok bank besar semakin gemar merilis surat utang keuangan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan alias green bond meski memiliki likuiditas yang cukup longgar.

Lantaran penerbitan green bond bakal mendapatkan insentif giro wajib minimum (GWM) sehingga penyaluran kredit bisa lebih tinggi lagi. Ini sesuai Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 24/5/PBI/2022.

“Penerbitan obligasi oleh perbankan bisa digunakan untuk tambahan cadangan modal maupun untuk ekspansi kredit. Juga ada beberapa investor meminta untuk diterbitkan suatu obligasi, namun balik lagi kebutuhan dari issuer-nya,” papar Fikri kepada Kontan.co.id pada Kamis (14/7).

Baca Juga: Ekspor Naik, Kredit Ekspor Perbankan Diperkirakan Akan Terus Naik

Fikri menilai biaya penerbitan obligasi konvensional dengan green bond relatif tidak akan berbeda secara signifikan. Seiring itu, kenaikan suku bunga The Fed akan dimanfaatkan oleh perusahaan termasuk perbankan dalam merilis obligasi. 

Sebab, saat suku bunga rendah bank bisa menawarkan kupon yang relatif rendah dibandingkan melakukannya di saat kenaikan suku bunga acuan. Kenaikan suku bunga acuan dalam jangka waktu singkat juga akan banyak mempengaruhi kupon obligasi berjangka waktu pendek. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×