Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peran perbankan menjadi penting untuk mendukung proses pemindahan uang antar negara atau transaksi remitansi. Kemudahan yang diberikan perbankan didukung oleh teknologi yang ada juga dapat memangkas biaya lebih rendah dari yang selama ini dikeluarkan.
Berdasarkan penelitian independen yang dilakukan oleh Capital Economics pada bulan Juli 2023, disebutkan masyarakat Indonesia kehilangan sekitar Rp15,09 triliun setiap tahun untuk biaya penukaran mata uang asing.
Di mana sekitar Rp6,83 triliun merupakan biaya yang disembunyikan dalam bentuk markup nilai tukar, pembayaran, dan pembelian menggunakan kartu kredit. Sisanya, Rp8,26 triliun merupakan biaya transaksi
Saat ini biaya pengiriman uang antar negara rata-rata mencapai 6,3%. Ini berarti bahwa transfer uang sebesar US$ 1.000 (± Rp 15 juta) ke Indonesia masih dikenakan biaya sebesar US$ 63 atau sekitar Rp 1 juta.
Baca Juga: Pendapatan Perbankan dari Layanan Remitansi Terus Tumbuh
Hasil dari survei Wise menyebutkan penurunan yang signifikan pada biaya layanan mata uang asing dalam tahun-tahun terakhir di Indonesia, dari Rp 21,47 triliun pada 2018 menjadi Rp 15,09 triliun pada 2022.
Di sisi lain, perbankan tanah air sendiri sudah berupaya untuk membantu memudahkan proses transaksi remitansi yang dilakukan nasabahnya.
Seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) misalnya yang berperan aktif dalam transaksi remitansi retail baik dari Luar Negeri Ke Indonesia (Incoming) dan dari Indonesia ke Luar Negeri (Outgoing).
SVP Retail Deposit Products and Solution Bank Mandiri Evi Dempowati menjelaskan untuk skema remitansi incoming, struktur biaya terdiri dari biaya transaksi dan spread forex. Biaya remitansi incoming tersebut ditentukan sesuai dengan kebijakan dari partner remitansi Bank Mandiri.
Sementara untuk transaksi remitansi outgoing dapat dilakukan melalui cabang atau SuperApp Livin by Mandiri melalui fitur Transfer Valas yang diluncurkan sejak dari Februari 2023.
Transaksi melalui cabang sendiri dilakukan melalui metode Telegraphic Transfer dimana nasabah dikenakan biaya TT, biaya provisi (apabila mata uang sumber dana rek penerima sama), serta biaya di bank koresponden.
Sedangkan untuk fitur Transfer Valas di Livin by Mandiri, struktur biaya jauh lebih sederhana, yang hanya terdiri dari spread forex dan biaya transaksi, dimana saat ini masih dalam periode bebas biaya transaksi.
Baca Juga: Perbankan Tercatat Meraup Cuan Gede dari Pertumbuhan Transaksi Remitansi
Peluncuran Transfer Valas by Livin sendiri merupakan inovasi Bank Mandiri untuk memberikan layanan remitansi outgoing kapan saja dimana saja dengan cepat, mudah, transparan dan menawarkan kurs yang kompetitif ke negara-negara dengan mata uang USD, GBP, EUR, AUD, dan SGD.
"Untuk biayanya sendiri cukup dibayar di depan oleh pengirim sehingga dana dapat diterima secara utuh. Nasabah dapat memantau harga kurs secara real-time dan melihat status pengiriman uangnya melalui aplikasi Livin’ by Mandiri," kata Evi kepada Kontan.co.id, Kamis (19/10).
Lebih lanjut Evi mengatakan, Fitur ini semakin menarik dengan adanya mandiri tabungan multicurrency, dimana nasabah dapat membuka rekening dalam 11 valuta asing yang sekaligus dapat dijadikan sumber dana transfer valas sehingga nasabah tidak terkena selisih kurs pada saat pengiriman uang ke luar negeri.
Fitur transfer valas Livin ini mendapat tanggapan positif dari masyarakat dimana dari sejak diluncurkan pada 15 Februari 2023 hingga September 2023 frekuensi transaksi telah berkontribusi 30% dari total frekuensi retail outging dengan volume yang selalu tumbuh dengan rata-rata 24% setiap bulannya.
Dalam rangka memperkenalkan fitur Transfer Valas ini, Bank Mandiri juga menawarkan bebas biaya transaksi hingga 31 Desember 2023. Sehingga Masyarakat luas dapat merasakan experience pengiriman uang ke luar negeri dengan cepat, utuh, mudah, transparan dan aman.
Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA juga berkomitmen untuk senantiasa memberikan layanan remitansi yang terbaik bagi kebutuhan nasabah. Hal ini ditunjukkan dengan kinerja layanan remitansi BCA terus bertumbuh dan mengalami peningkatan positif.
EVP Secretariat and Corporate Communication BCA Hera F Haryn mengatakan, respon yang baik dari nasabah yang menggunakan layanan remitansi BCA tercermin dari tingginya transaksi remitansi via KlikBCA Bisnis yang telah dilengkapi pula dengan fitur upload dokumen underlying untuk transaksi remitansi nominal besar.
Baca Juga: Bank Mandiri Kenalkan Fitur Livin’ Around The World di Taiwan, Singapura dan Malaysia
Untuk memudahkan proses transaksi remitansi, BCA berkomitmen untuk terus menjaga kerja sama dengan bank koresponden.
"Kami juga tidak menutup kemungkinan untuk berkolaborasi bersama fintech maupun penyedia layanan remitansi non-bank untuk memenuhi kebutuhan transaksi remitansi nasabah," kata Hera kepada Kontan.co.id.
Hera juga mengatakan BCA akan terus memastikan layanan remitansinya sebagai layanan yang andal dan terus memberi manfaat bagi nasabah, sehingga jumlah transaksi remitansi diharapkan akan terus bertumbuh hingga akhir tahun ini.
BCA merinci pertumbuhan transaksi perdagangan internasional melalui mata uang lokal (local currency settlement/LCS) dengan Malaysia, Thailand, Jepang, dan Tiongkok juga terus bertumbuh, dengan kontributor terbesar dari transaksi remitansi BCA antara lain berasal dari negara Tiongkok dan Singapura.
Per Juni 2023, transaksi LCS yang dilayani BCA meningkat lebih dari 51% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News