Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Namun, saat ini diproyeksi hanya sekitar 8% dari Rp 93 triliun. "Pada akhir 2020, baru sekitar 0,3%-0,4% dari kredit yang direstrukturisasi ini jatuh ke NPL," katanya.
Sebagai informasi saja, tahun lalu Bank Mandiri mencatat NPL sebesar meningkat sebanyak 76 basis poin (bps) secara tahunan menjadi 3,09%. Adapun, tahun 2020 perseroan sudah meningkatkan rasio pencadangan sebesar 229,1% dari periode setahun sebelumnya 144,3% alias naik 85%.
Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mengatakan memang ada potensi peningkatan NPL di awal tahun. Hal ini menurut Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto disebabkan ada beberapa kredit yang direstrukturisasi terdampak Covid-19 mulai turun kelas menjadi NPL.
Baca Juga: BNI optimistis penyaluran kredit bisa tumbuh minimal 6% pada tahun ini
Namun, kredit restrukturisasi Covid-19 tersebut masih dalam level yang terkendali hingga posisi akhir Februari 2021. "Kisaran NPL untuk restrukturisasi Covid-19 masih sekitar 2%," katanya.
Hingga akhir tahun 2021, BRI menargetkan akan menjaga NPL di bawah 3%.
Sebagai catatan, tahun 2020 BRI mencatat NPL sebesar 2,94% meningkat dari tahun 2019 yakni 2,62%. Perseroan sudah membentuk rasio pencadangan cukup jumbo mencapai 248% dari setahun sebelumnya 166,6%.
Pun, dari sisi provisi alias pencadangan bank nomor wahid dari segi aset ini juga naik signifikan menjadi Rp 64,1 triliun. Posisi itu naik dari cadangan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 37,5 triliun atau meningkat 70,93% yoy.
Selanjutnya: BNI bagikan dividen Rp 820,1 miliar dan angkat Erwin Rijanto sebagai komisaris
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News