kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berkontribusi US$ 40 miliar, Airlangga: Fintech harus jawab tantangan pengangguran


Rabu, 11 November 2020 / 15:31 WIB
Berkontribusi US$ 40 miliar, Airlangga: Fintech harus jawab tantangan pengangguran
ILUSTRASI. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melihat peranan ekonomi digital di Indonesia semakin besar. Hal ini seiring dengan riset Google, Temasek dan Bain & Company pada 2019 peranan fintech di Indonesia mencapai US$ 40 miliar. Nilai itu tumbuh 50% secara tahunan, bahkan hingga 2025 diperkirakan mencapai lebih dari US$ 100 miliar.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pun berharap agar fintech dapat menjawab tantangan yang tengah terjadi di Indonesia saat ini. Termasuk menjawab tantangan pengangguran di tengah pandemi.

“Pemerintah melihat fintech diharapkan bisa menjawab tantangan terhadap potensi pengangguran terbuka, sehingga fintech bisa mendorong kegiatan UMKM ataupun kewirausahaan. Pemerintah sendiri telah menetapkan UU Nomor 11/2020 terkait Cipta Kerja tentunya ini bisa menciptakan transformasi secara nasional,” ujar Airlangga pada Indonesia Fintech Summit 2020 pada Rabu (11/11).

Baca Juga: Jokowi: Fintech beri kontribusi positif bagi ekonomi nasional

Airlangga melihat di masa mendatang, fintech terus akan memerankan peran penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari target inklusi keuangan Presiden Joko Widodo pada 2024 sebesar 90%. Sedangkan pada akhir 2019 masih di posisi 76%.

“Potensi fintech ini dengan sejumlah tantangan yang utama literasi keuangan, literasi digital, didukung ekosistem lintas sektoral untuk memaksimalkan daripada program dan inisiatif pemerintah,” tutur Airlangga.

Ia menyatakan fintech bersama revolusi industri 4.0, e-commerce atau on demand service, telah menjadi ikon atau showcase bagi ekonomi digital Indonesia. Tak hanya fokus pada pembayaran (payment) dan pinjaman (lending), fintech juga menggarap capital rising, insurance digital dan market proposition.

Baca Juga: OVO membagikan promo cashback hingga 30 November 2020

“Keberhasilan pengembangan fintech juga kami apresiasi dengan OJK memperkenalkan regulatory sandbox. Yang tetap memungkinkan inovasi tetap berjalan, tapi pemerintah tetap memberikan ruang. OJK juga melakukan pengawasan di dalam pengembangan model bisnisnya,” pungkas Airlangga.

Selanjutnya: LinkAja mengumumkan telah meraih pendanaan seri B

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×