Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan sebagian besar bank melakukan revisi target kredit sebagai penyesuaian terhadap kondisi perekonomian global dan domestik yang saat ini masih penuh dengan dinamika.
Dian Ediana Rae, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan mengatakan, berdasarkan revisi laporan Rencana Bisnis Bank (RBB) yang telah disampaikan kepada OJK, secara umum terdapat penyesuaian target menjadi lebih konservatif ke bawah target dalam RBB hasil revisi.
"Namun demikian, terdapat beberapa bank yang meningkatkan target pertumbuhan kreditnya. OJK menilai bahwa sasaran yang ditetapkan sesuai hasil revisi tersebut masih tetap kontributif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," ungkap Dian dalam jawaban tertulisnya, dikutip Kamis (11/9/2025).
Baca Juga: Penyaluran Kredit Personal Loan BNI Tumbuh 12,1% per Juni 2025
Berdasarkan data OJK, kinerja penyaluran kredit nasional tetap tumbuh pada Juli 2025 sebesar 7,03% yoy menjadi Rp 8.043,2 triliun. Di sisi lain, undisbursed loan tumbuh meningkat sebesar 9,52%, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang meningkat sebesar 6,89%.
Hal ini disebut Dian mencerminkan adanya kelonggaran tarik kredit di masa depan yang dapat dimanfaatkan oleh debitur dalam melakukan ekspansi usaha. Selain itu, risiko kredit perbankan tetap terjaga dengan baik, tecermin dari rasio NPL di bawah 3% serta tren coverage pencadangan CKPN yang relatif stabil.
Di sisi lain, kondisi likuiditas perbankan masih cukup terjaga dan relatif stabil, dengan AL/DPK dan AL/NCD di atas threshold (10% dan 50%), juga dengan LDR yang baik (melebihi batas bawah 78% namun tidak melampaui batas atas 92%).
"Kondisi demikian mengindikasikan bahwa pada dasarnya perbankan masih memiliki ruang untuk melanjutkan penyaluran kredit. Namun, kondisi ketidakpastian global dan dinamika domestik menjadi salah satu pendorong utama pendorong pertumbuhan kredit," katanya.
Baca Juga: Penyaluran Lesu, Pertumbuhan Kredit Bank Diproyeksi Hanya Tumbuh 8,75% pada 2025
Optimisme proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih cukup baik serta percepatan belanja pemerintah diharapkan dapat menarik minat investasi ke domestik dan meningkatkan permintaan kredit.
OJK menilai bahwa perlambatan pertumbuhan kredit ini bersifat siklikal dan merupakan pergerakan normal dalam siklus ekonomi dan bukan tanda pelemahan struktural jangka panjang.
Berdasarkan Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) TW III-2025, optimisme terhadap ekspektasi kinerja perbankan ditunjukkan dengan Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK) sebesar 83.
Optimisme tersebut didorong oleh ekspektasi bahwa kredit masih akan tumbuh seiring dengan meningkatnya permintaan kredit serta didukung dengan usaha bank dalam melakukan ekspansi kredit pada pipeline yang tersedia. Hal ini juga tercermin dari PMI Manufaktur Indonesia yang naik menjadi 51,5 di Agustus 2025 yang menandakan pemulihan aktivitas produksi.
"Dengan demikian, OJK melihat bahwa penyaluran kredit ke depan dengan memantau perkembangan pencapaian penyaluran kredit Triwulan III-2025 akan kembali meningkat dan sesuai dengan target untuk tahun 2025," tandasnya.
Selanjutnya: Dirut Pertamina Buka Suara Rencana SPBU Swasta Beli BBM di Pertamina
Menarik Dibaca: 4 Jenis Susu Terbaik untuk Diet Menurunkan Berat Badan, Rendah Kalori!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News