kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.284.000   34.000   1,51%
  • USD/IDR 16.595   -40,00   -0,24%
  • IDX 8.169   29,39   0,36%
  • KOMPAS100 1.115   -0,85   -0,08%
  • LQ45 785   2,96   0,38%
  • ISSI 288   0,88   0,31%
  • IDX30 412   1,48   0,36%
  • IDXHIDIV20 463   -0,53   -0,11%
  • IDX80 123   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 129   -0,13   -0,10%

Bersih-Bersih Aset Buruk di Dua Bank Ini Belum Beres


Selasa, 07 Oktober 2025 / 17:58 WIB
Bersih-Bersih Aset Buruk di Dua Bank Ini Belum Beres
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah KB Bank di Jakarta.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mendapat warisan tak selalu menyenangkan, terlebih jika itu berupa kredit-kredit macet masa lalu. Pasalnya, beberapa bank masih berupaya keras untuk membersihkan aset buruk tersebut meskipun kinerja terus membaik.

Ambil contoh, PT Bank KB Indonesia Tbk yang kini masih menyimpan kredit macet warisan dari bank sebelumnya yaitu Bank Bukopin. Di mana, jumlahnya pun masih tergolong besar.

Direktur KB Bank Henry Sawali membenarkan bahwa saat ini pihaknya terus berusaha untuk membersihkan peninggalan tersebut. Di mana, per Juni 2025, rasio Non Performing Loan (NP) gross dari KB Bank sebesar 10,08%.

Henry menyebut NPL tersebut mayoritas berasal dari warisan masa lalu. Artinya, dengan total kredit senilai Rp 43,2 triliun di periode tersebut maka total nilai yang macet mencapai Rp 4,3 triliun.

Baca Juga: Saham KB Bank (BBKP) Ngebut 38% Sejak Awal Tahun, Ini Penjelasan Manajemen

“Itu semuanya warisan, karena kalau NPL yang baru-baru itu cuma kecil, mungkin berapa miliar,” ujarnya.

Adapun, KB Bank Indonesia tak bisa memastikan apakah urusan kredit macet ini bisa beres di tahun ini. Namun, Henry menegaskan pihaknya tak berhenti berupaya mulai dari penagihan secara reguler hingga lelang.

Ia pun memproyeksikan setidaknya angka NPL tersebut bakal terus membaik seiring dengan kredit-kredit baru berkualitas. Sampai akhir tahun, targetnya NPL gross bisa ditekan menjadi 7,5%.

Hopefully sampai akhir tahun segitu dengan strategi yang kami lakukan,” tambahnya.

Selain KB Bank Indonesia, permasalahan yang sama juga dialami oleh PT Bank Raya Indonesia Tbk yang dulunya bernama BRI Agro. Di mana, NPL gross per Juni 2025 ada di level 4,03%, sedikit membaik dari Juni 2024 yang ada di level 4,14%.

Direktur Keuangan Bank Raya Rustati Suri Pertiwi atau akrab dipanggil Tiwi ini mengungkapkan sampai dengan sekarang masih terdapat sisa aset dari warisan masa lalu tersebut. Sayangnya, ia tak menyebutkan berapa nilai sisanya.

Baca Juga: Kredit Bermasalah Menyusut, Begini Strategi Bank Raya

Ia hanya bilang pihaknya masih terus mengupayakan untuk mendapatkan recovery dari aset-aset tersebut, baik melalui skema penyelesaian damai melalui komunikasi yang baik dan negosiasi dengan nasabah, skema lelang melalui KPKNL, kerjasama dengan pihak ketiga maupun skema  lainnya.

Di sisi lain, ia bilang dari penjualan aset tersebut, bank juga mendapatkan pendapatan recovery yang pada akhirnya berdampak pada kinerja perusahaan.

Per Agustus 2025, keuntungan dari penjualan aset keuangan yang didapat anak usaha dari BRI Group ini mencapai Rp 17,8 miliar. Sebagai perbandingan, pada periode sama tahun sebelumnya, keuntungannya baru mencapai Rp 15,7 triliun.

“Namun dengan melihat karakteristik dari pendapatan ini, maka kontribusinya akan semakin berkurang dari tahun ke tahun,” tandasnya.

Baca Juga: Bank Raya (AGRO) Cetak Laba Rp 39,67 Miliar per Agustus 2025, Ini Pendorongnya

Selanjutnya: SPBU Swasta Enggan Beli BBM Pertamina karena Etanol, Dirjen Migas Bilang Begini

Menarik Dibaca: 7 Alasan Jamu Kunyit Asam Bagus untuk Wanita, Bantu Cegah Osteoporosis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×