Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS) berkomitmen bisa segera memenuhi aturan persyaratan jumlah saham yang dimiliki investor publik atau free float sebesar 7,5%. Sementara jumlah saham yang dimiliki masyarakat saat ini baru 1,56%.
Iwan Djayawasita, Sekretaris Perusahaan Bank Maspion mengatakan bahwa Kasikornbank Group sebagai pengendali Bank Maspion siap mengurangi kepemilikan sahamnya demi memenuhi aturan free float tersebut.
Ia bilang, Bank Maspion saat ini tengah melakukan proses due diligence atau uji tunas dengan beberapa calon investor strategis sebagai bagian dari pemenuhan free float. “Ada satu yang sudah fix dari investor asing dari Jepang. Beberapa lainnya dari investor lokal masih proses due diligence,” ungkap Iwan kepada KONTAN, Selasa (27/5).
Iwan menjelaskan, pencarian investor strategis dilakukan tidak hanya sekedar untuk memenuhi ketentuan free float, tapi Kasikornbank Financial Group menginginkan calon investor yang punya satu visi misi, yakni sama-sama ingin mengembangkan Bank Maspion.
Baca Juga: Laba Bank Thailand Pengendali Bank Maspion (BMAS) Tumbuh 14,6% Tahun 2024
Hal itu menurutnya yang membuat proses uji tuntas tersebut memakan waktu. Namun, Iwan memastikan syarat free float tersebut akan dipenuhi Bank Maspion dalam waktu dekat.
Kepemilikan saham investor publik di BMAS susut karena tender offer wajib yang dilakukan Kasikornbank Group pada 12 April 2023 setelah resmi jadi pengendali baru Bank Maspion dengan kepemilikan sebesar 84,55%. Seyogianya menurut aturan, pemenuhan free float harus dilakukan pengendali baru satu emiten maksimal dua tahun setelah tender offer wajib.
Memacu Pertumbuhan Kredit
Sementara itu, Direktur Utama Bank Maspion, Kasemsri Charoensiddhi mengatakan pihaknya tahun ini akan terus berupaya mendorong pertumbuhan kredit. Pasalnya, ruang Bank Maspion untuk melakukan ekspasni masih terbuka lebar dengan capital adequacy ratio (CAR) per Maret 2025 ada di level 44,5%.
“Dengan CAR kami yang jauh di atas industri, kami akan terus mendorong pertumbuhan portofolio kredit. Tahun ini kami menargetkan kredit tumbuh sejalan dengan target industri,” kata Kasemri.
Sebagai salah satu strategi untuk memacu kredit, lanjutnya, Bank Maspion akan memperluas hubungan dengan BPR dan memperkuat hubungan dengan nasabah. Per Maret 2025, kredit BMAS tercatat sebesar Rp 14,3 triliun, turun dari Rp 16,4 triliun pada akhir tahun lalu.
Baca Juga: Kubu Taipan Alim Markus Gugat Bank Maspion (BMAS) Rp 283,72 Miliar, Simak Alasannya
Penurunan oustanding kredit sejalan dengan langkah BMAS berasih-bersih aset dengan menurunkan radio kredit bermasalah (NPL) jadi 1,16% pada Maret 2025 dari 3,26% pada tahun 2024.
Untuk mendukung penyaluran kredit, Bank Maspion juga berupaya mendorong penghimpunan dana piha ketiga (DPK) sejalan dengan target industri tahun ini. Bank ini menawarkan solusi layanan perbankan mobil agar bisa memperkuat posisinya sebagai bank transaksi, sehingga pada akhirnya mendorong pertumbuhan DPK.
Per Maret 2025, DPK Bank Maspion mencapai Rp 15,1 triliun, sudah meningkat signifikan dari akhir tahun 2024 yang baru tercatat sebesar Rp 13,2 triliun.
Selain itu, lanjut Kasemri, Bank Maspion juga akan fokus menjaga kualitas aset dan memperkuat mitigasi risiko. Ia bilang, saat Kasikornbank Group resmi jadi pengendali Bank Maspion, pendapatan terhadap NPL (CKPN) bank ini masih di bawah 40%. Untuk itu, angka ini akan terus ditingkatkan agar sejajar dengan industri yang mencapai sekitar 200%.
Baca Juga: Equity Life dan Bank Maspion Luncurkan Asuransi Jiwa Legacy Lifetime Protection
Peningkatan pencadangan yang dilakukan sejak tahun lalu membuat laba bersih bank ini merugi Rp 247 miliar. Namun. ke depan, Kasemri menyakini bottom line akan semakin cemerlang sejalan dengan perbaikan kualitas aset. “Tahun ini, kami targetkan akan profit dan itu sudah terlihat di kuartal I dimana laba Bank Maspion sudah mencapai Rp 30 miliar,” ujarnya. Ke depan, Kasikornbank Group juga terbuka untuk menambah modal Bank Maspion bila posisis CAR yang ada saat ini sudah optimal dalam melakukan ekspansi kredit.
“Kami tentu ingin bertumbuh secepat mungkin. Dalam hal permodalan, sebenarnya tidak ada batasan. Setelah CAR kami dioptimalkan dan mencapai standar industri, mungkin kami akan mempertimbangkan untuk menambah modal.” pungkas Kasemri.
Selanjutnya: Investor Masih Melirik Blok Migas di Indonesia
Menarik Dibaca: Gejala Asam Urat di Lutut & Komplikasi yang Bisa Merusak Sendi Secara Permanen
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News