Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) mencatatkan perbaikan rasio Non-Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah di semester-I 2025.
Merujuk pada laporan keuangan, NPL gross Bank Raya menurun dari sebelumnya 4,14% per Juni tahun lalu menjadi 4,03% di Juni 2025.
Sejalan dengan ini, biaya pencadangan atau provisi juga turun 63,8% YoY, dari sebelumnya Rp 226,4 miliar menjadi Rp 82,0 miliar.
Direktur Keuangan Bank Raya Rustarti Suri Pertiwi mengatakan, sampai dengan akhir tahun 2025 Bank Raya memproyeksikan masih mampu menjaga posisi NPL gross maupun NPL nett pada kisaran yang relatif sama dengan rasio saat ini.
“Demikian juga dengan kecukupan pencadangan yang tercatat sebesar 364,02% pada Juni 2025, kami tetap targetkan berada di kisaran 300% pada akhir tahun 2025,” kata Rustarti kepada Kontan, Senin (29/9/2025).
Baca Juga: Strategi Bank Raya Menghadapi Kompetisi Bank Digital di Tanah Air
Penurunan NPL ini didapatkan dari strategi Bank Raya yang senantiasa meningkatkan kualitas proses penyaluran kredit, seperti perbaikan terus menerus dalam pembuatan credit scoring dan peningkatan efektifitas proses bisnis penyaluran kredit.
“Kami optimis kualitas kredit Bank Raya akan terus terjaga dan sesuai dengan ketentuan regulator,” kata Rustati.
Guna menggenjot pertumbuhan kredit, terutama kredit digital, Rustarti bilang, Bank Raya terus mengoptimalkan potensi dari ekosistem BRI Group, baik dari berupa dana talangan untuk Agen BRILink maupun Agen Pegadaian, kredit Pinang Flexi untuk nasabah payroll BRI Group maupun financing untuk para supplier dan vendor BRI Group.
Selanjutnya: Barito Renewables Energy (BREN) Gelar RUPSLB, Rombak Jajaran Petinggi
Menarik Dibaca: IHSG Berakhir di Zona Merah, Ditutup Turun 0,77% (30/9)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News