kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bertambah lagi, kini ada 110 korporasi yang setujui restrukturisasi polis Jiwasraya


Jumat, 18 September 2020 / 07:00 WIB
Bertambah lagi, kini ada 110 korporasi yang setujui restrukturisasi polis Jiwasraya


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebanyak 110 nasabah korporasi menyetujui restrukturisasi polis Jiwasraya, baik dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), anak usaha BUMN, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) hingga swasta.

"Sesuai data yang kami dapat per 16 September 2020, sudah ada 110 perusahaan yang menyetujui untuk melakukan restrukturisasi," kata Sekretaris Perusahaan Jiwasraya Kompyang Wibisana kepada Kontan.co.id, Kamis (17/9).

Menurut Kompyang, korporasi tersebut merupakan pemegang polis asuransi tradisional. Sementara pemegang polis ritel dan saving plan belum ditawarkan restrukturisasi karena masih menunggu kepastian suntikan dana dari pemegang saham.

Berdasarkan paparan di DPR, Rabu (9/9)  total klaim Jiwasraya mencapai Rp 18,7 triliun hingga Juli 2020. Jika dirinci klaim saving plan Rp 16,6 triliun, tradisional korporasi Rp 1,1 triliun dan tradisional ritel Rp 1 triliun. 

Baca Juga: IFG Life butuh dana Rp 24,7 triliun untuk selamatkan Jiwasraya, duit dari mana?

Jiwasraya juga mencatatkan defisit ekuitas Rp 37,7 triliun karena kondisi aset yang buruk serta pengelolaan produk asuransi yang tidak optimal. Akibatnya, Jiwasraya menanggung total liabilitas atau kewajiban sebesar Rp 54 triliun. 

Dengan liabilitas sebesar itu, Jiwasraya sulit membayar kewajiban ke nasabah. Pemerintah memilih opsi restrukturisasi, transfer dan bail ini untuk menyelamatkan polis Jiwasraya melalui pendirian perusahaan baru bernama Indonesia Finansial Group (IFG) di bawah BPUI.

Pendirian IFG Life butuh dana Rp 24,7 triliun. Direktur Keuangan dan Umum BPUI Rizal Ariansyah bilang, sumber pendanaan tersebut berasal dari dua pos. Pertama suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 20 triliun.

"Kemudian BPUI Funding untuk memenuhi selisih equity gap Jiwasraya sebesar Rp 4,7 triliun," kata Rizal. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×