Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Meskipun terjadi perlambatan kredit dan bunga simpanan tinggi, regulator perbankan belum akan merevisi proyeksi pertumbuhan kredit untuk semester II.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) misalnya yang tetap memproyeksikan pertumbuhan kredit sebesar 15%-18% untuk semester II/2014.
Muliaman D. Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJK, mengatakan, pihaknya tidak merevisi proyeksi pertumbuhan kredit, karena angka tersebut sudah sejalan dengan kondisi likuiditas dan modal perbankan.
"Setelah Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) kredit perbankan masih akan melambat, kemudian angkanya akan menyesuaikan 15%-18%," kata Muliaman, Jumat (11/7).
Halim Alamsyah, Dewan Komisioner OJK Ex-Officio Bank Indonesia (BI), menuturkan, pihaknya juga tidak mengubah proyeksi target kredit di 20-14 ini. Sebab kata dia, karena kredit bank mulai melambat ke arah 15% dari proyeksi pertumbuhan kredit bank sebesar 15%-17%.
"Jika tanpa memperhitungkan risiko nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dollar maka kredit akan tumbuh di bawah 15%," kata Halim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News