Reporter: Dea Chadiza Syafina |
JAKARTA. Likuiditas industri perbankan semakin mengetat. Karena itu, sejumlah bank mengajukan fasilitas pinjaman kepada Bank Indonesia (BI). Meski otoritas perbankan tersebut mengakui likuiditas surut, Deputi Gubernur BI, Hendar mengklaim, jumlah bank yang mengajukan fasilitas pinjaman tidak banyak.
"Di bank yang berskala kecil atau mikro, kami ketahui ada beberapa yang mengalami kesulitan likuiditas dan terpaksa meminjam kepada BI," kata Hendar di Jakarta, Rabu (21/8).
Hendar menyebut alasan sejumlah bank meminta fasilitas pinjaman kepada BI adalah lantaran semakin sulit mengantongi dana segar dari masyarakat.
Saking ketatnya, BI tengah menyoroti kesehatan beberapa bank. Berdasar pantauan BI, saat Ramadan kemarin, kebutuhan likuiditas tinggi. Namun begitu Lebaran usai, BI yakin likuiditas akan kembali lagi.
CAR dalam kondisi aman
Meski ketat, ia menjamin rasio kecukupan modal (CAR) industri tak terancam. Menurutnya, rasio kecukupan modal perbankan di Indonesia masih di atas 8%.
"Jadi kami hanya perlu memonitor, bahwa individual bank harus memiliki manajemen likuiditas yang cukup. Ini hanya untuk sementara, karena memang kebutuhan likuiditas kemarin tinggi," kata Hendar.
Untuk mengatur likuiditas, BI akhirnya mengeluarkan sejumlah langkah seperti menerbitkan instrumen Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) dan merevisi besaran GWM-LCR dan GWM-Sekunder 2.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News