kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dana perbankan di SBI masih besar


Jumat, 15 Oktober 2010 / 11:50 WIB
Dana perbankan di SBI masih besar
ILUSTRASI. Susilo Bambang Yudhoyono


Reporter: Fransiska Firlana, Nurul Kolbi | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) masih menjadi pilihan perbankan dalam membiakkan dana mereka yang menganggur. Tapi, para bankir mengakui, membenamkan uang di instrumen berbunga 6% - 6,5% ini merupakan cara terakhir, jika tak ada opsi lain. Makanya, fluktuasi dana perbankan di portofolio ini cenderung stabil.

Thomas Arifin, Direktur Tresuri dan Internasional Bank Mandiri, menjelaskan, uang segar Mandiri yang berputar di SBI sekitar Rp 4,5 triliun. Menurut dia, Bank Mandiri merasa tidak perlu buru-buru mencairkan dana di SBI untuk memenuhi ketentuan kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) primer dari 5% menjadi 8%. "Cadangan likuiditas Bank Mandiri sangat aman untuk keperluan pemenuhan GWM tersebut," katanya, kemarin.

OCBC NISP juga menerapkan kebijakan yang sama. Direktur Utama OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan, kepemilikan NISP di SBI saat ini kurang lebih
Rp 2,2 triliun. Angka ini sedikit turun dibandingkan posisi September lalu yang mencapai Rp Rp 2,7 triliun.

Sekretaris Perusahaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Muhammad Ali menambahkan, bank membeli SBI untuk kepentingan sementara alias jangka pendek). Simpanan ini kemungkinan dicairkan untuk memenuhi GWM Primer 8% yang berlaku 1 November mendatang.

Dana BRI yang diparkir di SBI saat ini juga bergerak datar, tak jauh berbeda dengan posisi SBI per Juni lalu yang sekitar Rp 11,9 triliun. "Tidak ada alasan bagi bank berlomba-lomba menyimpan uang dalam SBI," tegasnya.

Sejauh ini, pemegang porsi SBI terbesar adalah Bank Central Asia (BCA). Wakil Direktur utama BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, dana BCA di SBI mencapai Rp 64 triliun. "Angka kami ini cenderung stabil," katanya.

Diperkirakan minat perbankan memeluk SBI bakal berkurang. "Bank lebih berkonsentrasi memenuhi GWM 8% ketimbang membeli SBI," ujar J.B. Kendarto, Direktur Utama Bank Mega

Catatan saja, survei triwulan III-2010, BI menyebutkan, SBI masih menjadi pilihan utama perbankan dalam menyalurkan ekses likuiditas yang mereka miliki. Sebanyak 43 bank yang disurvei lebih memprioritaskan menyimpan di SBI ketimbang instrumen lain seperti FaSBI atau pasar uang antarbank.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×