Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan pihaknya mesti menyiapkan dana Rp 1,8 triliun untuk membayar bunga 1,5% dari penempatan giro perbankan di BI.
“Kurang lebih Rp 1,8 triliun, namun saya lupa apakah ini nilai full year atau remainding of year. Intinya dihitung saja, rumusnya, DPK (dana pihak ketiga (DPK) dikali 3,5% rasio GWM (giro wajib minimum), nilai renumerasinya adalah 1,5% dari nilai tersebut,” katanya dalam paparan daring, Jumat (5/6).
Baca Juga: LPS siap tangani bank gagal dari skema bank jangkar
Mengacu data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), per April 2020 perbankan telah menghimpun DPK senilai Rp 6.207 triliun. Sesuai 3,5% rasio GWM, maka ada Rp 217,24 triliun giro perbankan di BI. Dari nilai tersebut, untuk membayar bunga 1,5% maka nilai yang dibutuhkan BI sejatinya lebih besar, mencapai Rp 3,25 triliun.
Perry menambahkan, pemberian bunga ini sendiri menjadi salah satu stimulus yang diberikan bank sentral guna mengucurkan likuditas kepada perbankan.
“Ini burden sharing yang dilakukan BI, untuk likuiditas sepanjang 2020, kami sudah memangkas GWM dari 6,5% akhir tahun lalu menjadi 3,5%, ini membantu perbankan dapat likuiditas hingga Rp 220 triliun. Sekarang dana yang tersisa di BI kami beri bunga 1,5%,” jelasnya.
Adapun sebelumnya, Asisten Gubernur BI bidang stabilitas sistem keuangan dan makroprudensial Juda Agung bilang pemberian bunga 1,5% hanya akan berlaku sesuai rasio GWM. Artinya, jika penempatan dana melebihi rasio GWM, perbankan akan tetap mendapat bunga terhadap 3,5% penempatan dananya.
Baca Juga: Yusril Ihza Mahendra akan pidanakan penyebar hoax Bank Mayapada bermasalah
Sejumlah bankir ikut menyambut baik kebijakan bank sentral ini. Corporate Secretary PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rully Setiawan misalnya menyatakan, kebijakan ini bisa memberi pendapatan tambahan buat perseroan.
“Kebijakan ini sangat baik merespon kondisi industri perbankan di tengah pandemi. Mengoptimalkan pendapatan tersebut, kami tentu akan menjaga rasio GWM sesuai ketentuan, saat ini rasio GWM Rupiah kami sebesar 3%,” katanya kepada Kontan.co.id.
Adapun Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Haru Koesmahargyo menyatakan bakal mengoptimalkan pendapatan bunga dari penempatan giro di bank Indonesia tersebut kepada aset-aset produktif lainnya.
Baca Juga: Empat saham ini disebut dalam sidang perdana Jiwasraya, begini kata analis
“Saat ini rasio GWM kami sudah optimal di kisaran 3%-3,1%, selalu berada di atas batas minimum yang disyaratkan 3%. Sementara likuiditas yang berhasil dihimpun akan kami prioritaskan pada penempatan aset produktif lain seperti penyaluran kredit,” katanya kepada Kontan.co.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News