Reporter: Fransiska Firlana | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) meminta 23 bank yang memiliki unit usaha syariah (UUS) segera menyampaikan roadmap pemisahan UUS alias spin off. "Supaya mereka tidak tenang-tenang saja," kata Direktur Direktorat Perbankan Syariah BI Mulya Effendi Siregar, Rabu (3/11).
Bank sentral memberikan kebebasan waktu bagi perbankan melakukan spin off . "Terserah, 5 tahun atau 10 tahun lagi, yang penting ada roadmap-nya," jelas Mulya.
Berdasarkan UU Perbankan Syariah Tahun 2008, bank yang memiliki UUS harus melakukan spin off maksimal 15 tahun setelah UU itu disahkan. Artinya, masa tenggang selama 15 tahun itu berakhir pada tahun 2023. Namun, bila aset UUS sudah mencapai 50% dari perusahaan induknya, tidak harus menunggu selama 15 tahun. "Kalau sudah mencapai 50%, mereka harus segera spin off," tegas Mulya.
Menanggapi seruan ini, Presiden Direktur Bank CIMB Niaga Arwin Rasyid mengatakan, tiga hingga lima tahun ke depan, CIMB Niaga belum berencana menyapih UUS miliknya. "Kami lebih suka mengimplementasikan office channeling. Kami memiliki 700 cabang, bila semua cabang menawarkan produk syariah, kami tak perlu melakukan spin off," kata Arwin.
Saat ini kontribusi pembiayaan UUS CIMB Niaga 2% dari total kredit sang induk. Tiga tahun ke depan, CIMB Niaga menargetkan pembiayaan UUS mencapai 5% dari kredit induk. Sampai September 2010, total pembiayaan UUS CIMB Niaga naik 48,5% menjadi Rp 1,44 triliun. Sekadar perbandingan, per September 2009 pembiayaan UUS CIMB Niaga baru Rp 973 miliar.
Dari sisi aset, per September lalu CIMB Niaga mencatatkan angka Rp 2 triliun. "Kalau sudah mencapai Rp 10 triliun, bolehlah spin off," kata Arwin.
BI memproyeksikan, pertumbuhan bisnis bank syariah tahun depan lebih besar. Di 2011, pengaruh pendirian Bank Umum Syariah (BUS) di 2009 seperti BCA Syariah, Panin Syariah, dan Victoria Syariah baru akan terasa.
"Pendirian BUS tahun ini, belum ada pengaruh di 2011, masih konsolidasi," ujar Mulya. BUS yang beroperasi tahun ini adalah Maybank Syariah. Pendirian bank ini diperkirakan menambah aset perbankan syariah sebesar Rp 1 triliun. Per September 2010, aset industri bank syariah sebesar Rp 85,9 triliun, tumbuh 43% dibandingkan tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News