Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan masih mengalami perlambatan hingga Agustus 2022. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan pertumbuhan DPK meningkat sebesar 7,77% secara tahunan alias year on year (YoY) per Agustus 2022.
“Lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Juli 2022 sebesar 8,59%. Perlambatan DPK dikontribusikan oleh peningkatan konsumsi masyarakat, belanja modal korporasi, dan preferensi penempatan dana pada aset keuangan lain yang terindikasi dari nilai kepemilikan surat berharga negara (SBN),” ujar Perry secara virtual pada Kamis (22/9)..
Ia menyatakan hasil simulasi bank sentral juga menunjukkan bahwa ketahanan perbankan masih terjaga. Namun, sejumlah faktor risiko, baik dari sisi kondisi makroekonomi domestik maupun gejolak eksternal, tetap perlu diwaspadai potensi dampaknya pada laju pemulihan intermediasi ke depan.
BI melihat fungsi intermediasi perbankan terus meningkat di kuartal ketiga 2022. Bank sentral mencatatkan pertumbuhan kredit pada Agustus 2022 tercatat sebesar 10,62% YoY.
Baca Juga: Fungsi Intermediasi Tetap Kuat, BI: Kredit Perbankan Tumbuh 10,62% Per Agustus
Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan pertumbuhan kredit ini ditopang oleh peningkatan di seluruh jenis kredit dan pada mayoritas sektor ekonomi. Ia menyatakan pemulihan intermediasi juga terjadi pada perbankan syariah, dengan pertumbuhan pembiayaan sebesar 18,7% (YoY) pada Agustus 2022.
"Dari sisi penawaran, berlanjutnya perbaikan intermediasi perbankan didukung oleh standar penyaluran kredit yang tetap longgar, seiring membaiknya appetite perbankan dalam penyaluran kredit terutama di sektor pertanian, industri, konstruksi, dan perdagangan," paparnya.
Ia menyatakan suku bunga perbankan masih dalam tren menurun. Di pasar dana, suku bunga deposito 1 bulan perbankan turun sebesar 44 bps menjadi 2,90% pada Agustus 2022 dari Agustus 2021.
"Di pasar kredit, suku bunga kredit menunjukkan penurunan 48 bps pada periode yang sama menjadi 8,94%. Dari sisi permintaan, peningkatan intermediasi ditopang oleh pemulihan kinerja korporasi dan rumah tangga yang terus berlanjut," katanya.
Lanjut Perry, kinerja korporasi tercermin dari tingkat penjualan dan belanja modal yang tetap tumbuh tinggi, terutama di sektor pertanian, pertambangan, industri, dan perdagangan, serta penerimaan pajak dari korporasi yang meningkat.
Baca Juga: BI Sebut Penyesuaian GWM Serap Likuiditas Hingga Rp 269,3 Triliun
Kinerja rumah tangga tercermin dari konsumsi dan investasi rumah tangga yang membaik sejalan dengan optimisme konsumen.
"Di segmen UMKM, pertumbuhan kredit UMKM tercatat sebesar 16,77% pada Agustus 2022, terutama didukung oleh segmen mikro," pungkas Perry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News