kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Biar naik kelas, Bank Maspion tambah modal Rp 1 T


Selasa, 12 November 2013 / 14:19 WIB
Biar naik kelas, Bank Maspion tambah modal Rp 1 T
ILUSTRASI. Mengatasi Biang Keringat pada Anak


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Bank kecil terus memperkuat modal untuk ekspansi bisnis tahun 2014. Begitu juga dengan Bank Maspion Indonesia, yang berencana untuk menambah modal guna bisa mengembangkan bisnisnya.  

Begitu juga dengan keputusan dari Alim Markus, Pemilik Grup Maspion dan pemilik dari Bank Maspion Indonesia yang berencana untuk menambah modal banknya itu agar bisa naik kelas menjadi Bank Umum Berdasarkan Kegiatan Usaha (BUKU) 2.

"Kami akan tambah modal Rp 1 triliun tahun depan," kata Alim, saat ditemui di Hyatt Hotel Jakarta. Mengutip laporan keuangan Bank Maspion, modal inti bank ini tercatat Rp 593 miliar per September 2013, dengan rasio kecukupan modal atau capital ratio (CAR) sebesar 21,26% per September 2013 dari posisi periode yang sama tahun lalu 15%. Modal ini jauh dari rata-rata minimum modal sebesar 8%.

Untuk menambah kinerja perusahaan, Herman Halim Direktur Utama Bank Maspion mengaku sedang mengkaji rencana bisnis kredit dan dana pihak ketiga (DPK) di tahun 2014. Namun, Ia memprediksi, pelemahan ekonomi domestik dan global masih terasa di tahun 2014.

"Kajiannya masih belum selesai, namun kami akan hati-hati dalam merencanakan bisnis meskipun modal masih besar. Pasalnya, gonjang-ganjing ekonomi belum pulih," jelas Herman.

Bank Maspion mencatat penyaluran kredit Rp 2,88 triliun atau tumbuh 14,51% pada September 2013, dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya senilai Rp 2,51 triliun. Pertumbuhan kredit yang lambat sejalan dengan pelemahan ekonomi.

Nah, dari penyaluran kredit tersebut rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross yang tercatat sebesar 0,66% dan NPL net senilai 0,64%. Sedangkan DPK hanya tumbuh 7,53% menjadi 3,21 triliun per September 2013 dibandingkan posisi tahun sebelumnya Rp 2,98 triliun di September 2012.

Adapun komposisi giro sebesar Rp 489 miliar, tabungan Rp 796 miliar dan deposito senilai Rp 1,92 triliun. Dari pertumbuhan kredit dan DPK tersebut membuat rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) naik menjadi 89,72% per September 2013, dari periode yang sama sebelumnya senilai Rp 83,49%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×