Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan gencar memangkas suku bunga simpanan di tengah penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Hal ini sebagai strategi perbankan untuk memperbesar rasio dana murah (CASA) dan menekan biaya dana (Cost of Fund).
PT Bank Mandiri Tbk, misalnya, menetapkan suku bunga deposito sebesar 2,50% untuk tenor 1 dan 3 bulan. Sementara untuk tenor 6,12 dan 24 bulan sebesar 2,60%.
Dibandingkan bulan September 2021, suku bunga itu turun secara bertahap dari semula 4% - 4,25%. SVP Retail Deposit Products and Solution Bank Mandiri, Evi Dempowati mengatakan, penurunan itu sesuai tren suku bunga di pasar dan kondisi likuiditas perseroan.
"Tren penurunan suku bunga deposito Bank Mandiri ini sejalan dengan strategi peningkatan CASA dan telah berhasil menurunkan biaya dana Bank Mandiri," kata Evi, Senin (15/11).
Baca Juga: Mandiri Capital masih akan melakukan satu pendanaan lagi hingga akhir tahun ini
Hingga Agustus 2021, CASA Bank Mandiri lebih dari Rp 679 triliun, meningkat signifikan sebesar 21,6% yoy. Oleh karena itu, bank akan terus fokus meningkatkan CASA demi menekan biaya dana yang merupakan bagian dari efisiensi.
Evi menambahkan, tren bunga simpanan ke depan masih akan berada di level stabil. Maka itu, penurunan suku bunga lanjutan akan bergantung pada perkembangan suku bunga acuan BI dan kondisi pasar.
Tak berbeda, PT Bank Central Asia Tbk (BCA), juga melakukan penyesuaian bunga. Bank swasta terbesar di Indonesia ini telah menurunkan suku bunga simpanan berjangka maupun deposito.
Perseroan menetapkan suku bunga deposito rupiah sebesar 2,35% untuk semua nominal dan jangka waktu yang berlaku November 2021. Sebelumnya, BCA menurunkan suku bunga pada Oktober 2021 menjadi 2,50% dan pada Agustus 2021 menjadi 2,75%.
Baca Juga: Saham bank mini fluktuatif jelang rights issue, analis: Menarik untuk trading
Berkat penurunan suku bunga itu, CASA Bank BCA naik 21,0% yoy menjadi Rp 721,8 triliun triliun pada September 2021. Selain itu, peningkatan rasio dana murah itu didorong oleh faktor lain.
"Pertumbuhan ini sejalan dengan peningkatan nilai transaksi, basis nasabah yang semakin besar, serta penguatan dan perluasan ekosistem pelayanan bersama para mitra bisnis bank," jelas Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn.
Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 18,3% yoy dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 923,7 triliun. CASA berkontribusi sebesar 78,1% dari total DPK per September 2021.
Sementara itu, penyaluran kredit baru tercatat lebih tinggi dibandingkan tingkat pelunasan (loan repayment), sehingga total kredit BCA tumbuh 4,1% yoy menjadi Rp 605,9 triliun pada September 2021.
Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) juga memangkas suku bunga simpanan. Dengan menetapkan suku bunga simpanan berjangka rupiah sebesar 2,50% untuk tenor 1 bulan sebesar 2,50 %. Sedangkan tenor 3 bulan sebesar 2,60%.
Kemudian bunga deposito untuk tenor 6 bulan, 12 bulan, dan 24 bulan ditetapkan sebesar 2,75% dan berlaku mulai 21 Oktober 2021. Sebelumnya, bunga deposito untuk tenor 1 dan 3 bulan lebih tinggi yakni 2,75%. Lalu 2,85% untuk tenor 6, 12 dan 24 bulan.
BNI mencatatkan penurunan biaya dana yang cukup besar yakni dari 2,9% pada sembilan bulan pertama tahun lalu menjadi 1,6%. Biaya dana ini merupakan level terendah dalam 10 tahun terakhir. Ini sejalan dengan kenaikan rasio CASA dari 65,4% menjadi 69,7%.
Selanjutnya: Ditopang transaksi digital, laba Bank Sampoerna naik 9,4% hingga kuartal III
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News