kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bidik segmen khusus agar KPR syariah tetap tumbuh


Senin, 22 Desember 2014 / 10:38 WIB
Bidik segmen khusus agar KPR syariah tetap tumbuh
ILUSTRASI. Cuaca di jawa timur pada Kamis (6/7) diproyeksi oleh BMKG cerah berawan hingga hujan sedang. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/wsj.


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Meski dihantui aturan pembatasan minimal uang muka kredit atau biasa disebut loan to value (LTV),  perbankan syariah berharap bisa mencetak pertumbuhan penyaluran pembiayaan perumahan (KPR). Sejumlah bank syariah yang dihubungi KONTAN berharap target tercapai dengan strategi membidik segmen khusus.

Coba tengok BRI Syariah. Lukita T Prakasa, Sekretaris Perusahaan BRI Syariah, mengatakan, pihaknya menargetkan pembiayaan perumahan naik sebesar Rp 500 miliar di tahun depan. 

Nilai target tersebut sekitar 20% dari portofolio pembiayaan perumahan BRI Syariah yang mencapai Rp 2,1 triliun per September 2014. "Kami fokus pada pembiayaan perumahan bersubsidi atau fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) dari Kementerian Perumahan Rakyat (Kempera)," tutur Luki kepada KONTAN, akhir pekan lalu. Luki menyatakan, segmen KPR subsidi yang ramai peminat merupakan andalan BRI Syariah di segmen akuisisi nasabah baru. 

Bank Muamalat hanya mengincar pertumbuhan pembiayaan rumah sebesar 5%-6% di tahun 2015. Hendiarto, Direktur Keuangan Bank Muamalat menuturkan, pembiayaan rumah Bank Muamalat per November 2014 mencapai Rp 9 triliun. "Tak ada segmen khusus selama pembiayaan layak," terang Hendiarto.

Koko T. Rachmadi, Kepala Unit Usaha Syariah (UUS) OCBC NISP mengatakan, hampir 100% KPR disalurkan ke pembiayaan perumahan. UUS OCBC NISP mengincar segmen perumahan senilai Rp 800 juta hingga Rp 1 miliar. "Segmen tersebut sesuai dengan pertumbuhan masyarakat kelas menengah yang terus bertambah," imbuh Koko.

Meski begitu, Koko menerangkan, UUS OCBC NISP tetap menerima permohonan pembiayaan untuk rumah yang bernilai di bawah segmen kelas menengah. Pemain KPR Syariah lain, BNI Syariah,  lebih membidik segmen pembiayaan rumah pertama. 

Imam T. Saptono, Direktur Bisnis BNI Syariah menjelaskan, segmen rumah pertama tidak terpengaruh dengan aturan LTV. "Kami tidak khawatir membatasi segmen pasar karena kebutuhan rumah (backlog) masih sangat besar dan rumah pertama jauh dari spekulasi," jelas Imam. 

Bank syariah harus berjuang keras menggenjot kinerja KPR tahun 2015. Sebab, bank konvensional berambisi menggenjot KPR setelah tahun ini melambat, dengan memangkas bunga KPR. Contohnya, CIMB Niaga yang menurunkan bunga KPR sebesar 0,5%-1% per Desember.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×