Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) dalam Survei Harga Properti Residensial mencatat pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada triwulan pertama sebesar 0,12% secara kuartalan (qtq) atau mencapai Rp 317,8 triliun. Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang tercatat 2,56%.
Perlambatan tersebut dipicu oleh melambatnya pertumbuhan penjualan properti residensial. Perlambatan pertumbuhan penjualan properti residensial tercermin dari menurunnya angka pertumbuhan penyaluran kredit perbankan pada sektor properti.
Direktur Ritel Banking BII Maybank, Lani Darmawan mengungkapkan, secara market, pertumbuhan penyaluran KPR masih lesu. Ia berharap, pada triwulan II-2015, pertumbuhan penyaluran KPR akan mengalami kenaikan dibanding tiga bulan pertama tahun 2015 ini. Lani menambahkan, BII masih menargetkan pertumbuhan KPR sebesar 10% sepanjang tahun ini.
Untuk membantu memacu pertumbuhan KPR, BII sudah menurunkan suku bunga KPR sejak tiga bulan terakhir. "Kami juga menantikan perkembangan aturan LTV dan juga animo masyarakat," ucap Lani kepada KONTAN, Minggu (17/5).
Relaksasi aturan besaran loan to value (LTV) yang tengah dikaji Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menurut Lani, akan memiliki dampak yang positif terhadap pertumbuhan KPR. Sebab, kemampuan masyarakat untuk menggunakan KPR menjadi lebih besar, mengingat harga properti yang juga semakin mahal.
"Saya rasa masih terlalu dini untuk memprediksi seberapa lebih tinggi. Untuk target, jika bisa tumbuh di atas 10% sudah bagus, mengingat harga properti yang semakin tinggi," kata Lani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News