kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis Gadai di Tahun Ini Masih Menggiurkan


Minggu, 23 Januari 2022 / 16:44 WIB
Bisnis Gadai di Tahun Ini Masih Menggiurkan
ILUSTRASI. Gerai gadai swasta di Bekasi. KONTAN/Cheppy A Muchlis


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tingginya penyaluran pinjaman melalui fintech P2P lending akibat kemudahannya, tampaknya bisnis gadai tidak tergerus begitu saja. Bahkan, jumlah pemain yang mendapatkan izin usaha terus bertambah di 2021 sebanyak 32 izin usaha.

Di awal tahun ini sudah ada lagi satu perusahaan yang mendapatkan izin usaha baru yaitu PT Gadai Prima Nusantara. Perkumpulan Perusahaan Gadai Indonesia (PPGI) mencatat sudah ada sekitar 94 perusahaan gadai swasta yang memiliki izin usaha dan masih banyak yang dalam proses perizinan.

Sekretaris PPGI Holilur Rohman mengatakan selain perusahaan gadai swasta yang saat ini statusnya masih terdaftar, ada juga perusahaan gadai baru yang ikut mengantre untuk mendapat izin usaha. 

Menurutnya, banyaknya perusahaan baru tersebut dikarenakan syarat permodalan yang relatif kecil yaitu Rp 500 juta untuk wilayah kabupaten atau kota.

“Ada fenomena bahwa yang sudah punya (peru

Baca Juga: Indo Gadai Prima Mendapat Izin Usaha Gadai dari OJK

Jika melihat data kinerja di OJK, memang pertumbuhan pinjaman yang disalurkan perusahaan gadai swasta ini cukup signifikan meski dalam nilai yang kecil. Per November 2021, pertumbuhan pinjamannya mencapai 178,86% yoy dengan nilai Rp 831 miliar.

Holil menyatakan pertumbuhan pinjaman tersebut lebih dikarenakan bertambahnya jumlah perusahaan. Sementara, kontribusi pinjaman setiap perusahaan itu terhitung masih minim mengingat segmen gadai yang paling laku ialah elektronik, seperti laptop dan handphone.

“Orang Indonesia ini kan semua punya elektronik jadi orang butuh duit tinggal kasihkan gadgetnya gitu,” imbuh Holil.

Masih ada tantangan yang sekiranya masih membayangi industri ini di tengah proyeksi pertumbuhan penyaluran pinjaman sejalan dengan harga emas yang juga tumbuh. Salah satu tantangannya adalah tenaga penaksir bersertifikasi yang minimal harus ada satu di setiap outlet.

Holil bilang saat ini PPGI tengah mengakselerasi kewajiban tersebut agar semua oultet perusahaan gadai swasta memiliki tenaga penaksir. Ia mencatat setidaknya dari kurang lebih 1000 outlet sudah ada sekitar 700 outlet yang memiliki tenaga penaksir tersebut.

Sependapat, Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2B OJK Bambang W Budiawan juga menyebutkan bahwa  peranan juru taksir barang yang digadaikan sangat krusial dalam rangka mitigasi risiko operasional usaha gadai. 

Oleh karenanya, OJK bersama PT Pegadaian ( Persero ) sebagai anchor industri pergadaian secara signifikan mendidik juru taksir usaha gadai swasta dalam pelaksanaan sertifikasi. 

“Ikhtiar ini akan terus dilanjutkan sampai dengan ssosiasi sudah mampu secara mandiri mencetak para juru taksir,” ujar Bambang.

Selain itu, Bambang juga menilai industri pergadaian ini dapat disimpulkan sebagai salah satu outlet jasa keuangan yang tingkat inklusivitasnya cukup tinggi. 

Mengingat, kemudahan akses untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam usaha produktif skala mikro dengan produk yang sederhana.

Baca Juga: Pengertian Gadai dan Daftar Barang yang Bisa Digadaikan

Dari sisi pemain, PT Budi Gadai Indonesia melihat tahun 2022 akan lebih bertumbuh karena pergerakan masyarakat untuk beraktivitas sudah kembali normal sehingga membutuhkan dana alternatif yang bisa digunakan memenuhi kebutuhan sehari hari.

Pada 2021, Budi Gadai sudah menyalurkan pinjaman hingga Rp 150 miliar yang rata-rata tiap bulannya bisa menyalurkan dana di atas Rp 1 miliar. Sementara, 50% dari jumlah barang gadai yang diterima merupakan handphone.

Pendiri Budi Gadai Indonesia, Budiarto Sembiring pun mengatakan bahwa saat ini pihaknya juga sedang mengajukan peningkatan izin dari Kabupaten/Kota ke tingkat Provinsi. Langkah tersebut dilakukan agar bisa membuka cabang diluar Kota Medan.

“Kami juga butuh dukungan pendanaan dari perbankan agar kita bisa melakukan perkembangan usaha keluar kota,” ujar Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×