Reporter: Nadia Citra Surya |
JAKARTA. Tak bisa dipungkiri, masyarakat kini makin akrab dengan layanan jasa elektronik. Apalagi, Bank Indonesia (BI) juga mendorong terciptanya less cash society. Tak heran, penyedia layanan transaksi elektronik perbankan kian gigih memperluas jaringannya.
Saat ini, pasar layanan perbankan elektronik masih didominasi dua pemain utama. Yakni, PT Rintis Sejahtera dengan jaringan ATM Prima, dan PT Artajasa Pembayaran Elektronis dengan jaringan ATM Bersama dan Link. Rintis kini telah menjalin kerjasama dengan 33 bank. Adapun Artajasa telah bekerjasama dengan paling tidak 76 bank.
Tapi, mereka masih berniat menambah jaringannya. Rintis mengaku sudah mengincar beberapa bank. "Tahun ini kami targetkan ada lima bank lagi yang bergabung," ujar Iwan Setiawan, Direktur Utama Rintis Sejahtera, Jumat (27/2). Sayang, Iwan tidak membocorkan bank-bank yang jadi targetnya.
Rintis juga berupaya mendongkrak pengguna ATM-nya dengan strategi menambah fitur layanan. Salah satunya adalah fasilitas transfer secara real time. "Pengguna layanan transfer ini meningkat hingga 50% tahun lalu," ujar Iwan.
Kendati tak membeberkan target penambahan bank, Artajasa yakin, bank-bank akan lebih memilih bergabung dengan jaringan ATM milik mereka. Pasalnya, investasi yang diperlukan untuk menyediakan mesin ATM cukup mahal, yakni antara US$ 10.000-US$ 15.000 per mesin. "Daripada membuat ATM sendiri, banyak yang lebih memilih untuk bergabung dengan jaringan," ujar Anthony Morris, Vice President Business Manager Artajasa.
Optimistis dengan prospek bisnis ini, Artajasa tahun ini memperkirakan jumlah transaksi di jaringan mesin ATM-nya mencapai 8 juta transaksi per bulan. Sayang, Anthony tak mau menyebutkan keuntungan Artajasa dari transaksi ini.
Adapun Iwan mengaku tiap bulan ATM Prima bisa melayani 3 juta transaksi. Dari sini, Rintis memperoleh Rp 700 per transaksi. Artinya, dalam setahun, Rintis bisa meraup pendapatan kotor sekitar Rp 25,2 miliar. Tahun ini, Rintis menargetkan pendapatannya tumbuh 20% atau Rp 504 juta jadi Rp 25,7 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News