kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.894   36,00   0,23%
  • IDX 7.203   61,60   0,86%
  • KOMPAS100 1.107   11,66   1,06%
  • LQ45 878   12,21   1,41%
  • ISSI 221   1,09   0,50%
  • IDX30 449   6,54   1,48%
  • IDXHIDIV20 540   5,97   1,12%
  • IDX80 127   1,46   1,16%
  • IDXV30 135   0,73   0,55%
  • IDXQ30 149   1,79   1,22%

Bisnis syariah menopang pertumbuhan kredit CIMB Niaga


Rabu, 06 Februari 2019 / 17:31 WIB
Bisnis syariah menopang pertumbuhan kredit CIMB Niaga


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan kredit PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) sepanjang 2018 tak terlalu menggembirakan. Dari laporan keuangan (unaudited) hingga Desember 2018, CIMB Niaga berhasil menyalurkan kredit Rp 186,51 triliun, hanya tumbuh 0,75% (yoy) dibandingkan 2017 senilai Rp 185,11 triliun.

Meski demikian, pertumbuhan yang signifikan justru terjadi di segmen syariah. Hal tersebut nampaknya sesuai dengan strategi CIMB Niaga yang memang berniat mengembangkan bisnis syariahnya.

"Di setiap cabang, kami melakukan penawaran produk syariah terlebih dahulu kepada nasabah. Kalau mereka tidak mau baru kami tawarkan produk konvensional," kata Direktur Syariah CIMB Pandji Djajanegara kepada Kontan.co.id, Rabu (6/2).

Dari total kredit yang disalurkan CIMB Niaga sepanjang 2018, kontribusi pembiayaan syariah sebesar Rp 26,51 triliun, tumbuh 58,83% (yoy) dibandingkan 2017 dengan pembiayaan senilai Rp 16,69 triliun.

Pandji juga bilang, pertumbuhan paling banyak ditopang oleh pembiayaan proyek-proyek infrastruktur, dan sektor konsumer khususnya kredit perumahan.

"Tahun ini target kami pertumbuhannya sama dengan 2018, hanya saja secara nominal kami berharap pembiayaan bisa mencapai Rp 35 triliun. Itu sudah cukup baik, mengingat 2019 adalah tahun politik disamping kita akan lihat juga kondisi makro khususnya likuiditas di pasar," paparnya.

Sementara itu jika dilihat dari laporan serupa kredit konvensional CIMB justru mengalami pertumbuhan negatif. Sepanjang 2018, kredit konvensional CIMB senilai Rp 160,00 triliun, tumbuh -4,99% dibandingkan 2017 senilai Rp 168,92 triliun.

"Masih terlalu dini kalau melihat gambaran secara keseluruhan dari laporan bulanan, khususnya untuk kredit ritel," kata Direktur Konsumer CIMB Lani Darmawan.

Sementara untuk menjaga likuiditas, Lani bilang tahun ini CIMB Niaga akan terus menggenjot penghimpunan dana pihak ketiga. Khususnya dari dana murah alias current account and saving account (CASA).

"Kami harapkan CASA ratio masih bisa naik ke 57%-58%. Kami akan melanjutkan strategi yang terlihat baik untuk pertumbuhan casa selama ini seperti payroll, akses digital lewat Go-mobile, cash management, merchant, kerjasama dengan ecosystem," paparnya.

Sepanjang 2018, CIMB telah berhasil menghimpun DPK senilai Rp 167,01 triliun. Dimana rasio dana murah CIMB Niaga masih di level 55,04%. Dengan perincian giro senilai Rp 43,10 triliun, dan tabungan senilai Rp 48,83 triliun. Sedangkan simpanan berjangka sejumlah Rp 75,08 triliun.

Berkat pencapaian tersebut, CIMB  sejatinya masih meraih cuan. Dalam laporan yang sama, CIMB meraih laba bersih senilai Rp 3,30 triliun. Tumbuh 11,11% (yoy) dibandingkan 2016 senilai Rp 2,97 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×