kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis tertekan, profitabilitas multifinance menurun


Rabu, 14 Juli 2021 / 17:22 WIB
Bisnis tertekan, profitabilitas multifinance menurun
ILUSTRASI. Seorang pengemudi ojol mengamati sepeda motor yang ditawarkan di pusat perbelanjaan di Tangerang Selatan, Rabu (7/7/2021). (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri multifinance masih terus dibayangi efek pandemi Covid-19. Terbukti, kinerja multifinance masih terkontraksi sehingga rasio profitabilitas juga ikut tertekan. 

Merujuk data OJK, industri multifinance mencatatkan rasio profitabilitas (RoA) sebesar 1,66% pada Maret 2021. Nilai tersebut turun signifikan dari realisasi Maret tahun lalu yakni 4,57%. 

RoA merupakan instrumen untuk mengukur kemampuan suatu multifinance, dalam menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan total aset yang dimiliki. Semakin tinggi RoA berarti rasio profitabilitas terhadap aset multifinance semakin baik.

Baca Juga: Percantik kualitas aset multifinance lewat hapus buku kredit

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno memperkirakan, penurunan tersebut karena pendapatan multifinance tumbuh minus. Selain itu, penerapan standar akuntansi PSAK 71 ikut membebani kinerja industri.

"Bagaimana kami harus mencadangkan penurunan nilai aset (impairment) dari piutang perusahaan sesuai dengan peraturan PSAK 71," kata Suwandi, pekan lalu.

Walaupun kinerja industri menurun, tapi kinerja BCA Finance masih tumbuh. Secara ytd, rasio profitabilitas BCA Finance capai 23,8% per Juni 2021. Nilai itu naik dibandingkan Desember 2020 yakni 17,8%. 

Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim akan terus berupaya agar profitabilitas perusahaan tetap terjaga sampai akhir tahun. Bahkan, anak usaha Bank BCA ini masih optimistis bisa mencapai target untuk paruh kedua 2021 sebesar Rp 30 triliun. 

Baca Juga: Pefindo proyeksi penerbitan obligasi sektor multifinance berlanjut ke semester kedua

Namun, perusahaan masih membuka peluang untuk merevisi target dengan memperhatikan kondisi ke depan. “Sementara kami belum akan merevisi target dan akan lihat kondisi beberapa bulan ke depan. Banyak faktor seperti kasus Covid, PPKM mikro yang masih tidak bisa diprediksi,” jelasnya. 

Laba multifinance 

Di tengah perlambatan kinerja tersebut, laba yang diperoleh perusahaan multifinance juga susut. Secara yoy, laba bersih industri multifinance merosot hingga 23,64% menjadi Rp 3,23 triliun per Maret 2021. 

Menurut Suwandi, penurunan laba tersebut karena sebagian pemain menyisihkan pencadangan untuk piutang ragu-ragu. Dengan perhitungan tersebut, diharapkan tidak mengganggu kinerja pendapatan pada periode berjalan. "Ini yang bisa mengembalikan profit kita pada tahun 2021 dan seterusnya," terang Suwandi. 




TERBARU

[X]
×