Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Bank Negara Indonesia (BNI) tetap berkeinginan untuk dilibatkan dalam penyaluran kredit usaha rakyat (KUR). BNI berencana untuk memasukkan layanan penyaluran KUR tersebut dalam layanan bank tanpa kantor atau branchless banking.
Krishna Suparto, Direktur Business Banking BNI mengatakan pihaknya amat serius untuk mendukung penyaluran KUR. “Bahkan nantinya ini akan dikembangkan dalam layanan branchless banking yang than depan akan kami kembangkan,” kata Krishna, Rabu (31/12).
Apalagi kata Krishna, pihaknya belum mendengar soal rencana pemerintah akan menghentikan pelibatan beberapa bank penyalur KUR yang mengalami kenaikan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL).
“Yang kami dengar adalah plafon KUR akan dibatasi maksimal Rp 25 juta,” ujarnya.
Berdasarkan data Komite KUR, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, per November 2014, jumlah KUR yang disalurkan BNI telah mencapai Rp 15,48 triliun. Disertai jumlah debitur KUR BNI sebesar 217.086 debitur Usaha Mikro Kecil (UMK) serta rata-rata KUR yang diterima tiap debitur sebesar Rp 71,30 juta. Adapun tingkat NPL KUR BNI sebesar 3,3%.
Sementara di akhir November 2013, jumlah KUR yang disalurkan BNI telah mencapai Rp 12,94 triliun. Disertai jumlah debitur KUR BNI sebesar 195.647 debitur UMK. Sementara rata-rata KUR yang diterima tiap debitur sebesar Rp 66,20 juta. Adapun tingkat NPL KUR BNI saat itu sebesar 4,3%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News