kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BNI bersikukuh mengakuisisi Bahana tahun ini


Senin, 28 Januari 2013 / 12:06 WIB
BNI bersikukuh mengakuisisi Bahana tahun ini
ILUSTRASI. Pialang memonitor layar perdagangan saham di Jakarta. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Dyah Megasari |

JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menginginkan akuisisi PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) bisa segera terealisasi tahun ini. Sebab, bank yang berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini sudah mengantongi restu dari Kementerian BUMN.

"Kami ingin akuisisi bisa di tahun ini," terang Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo saat ditemui di Rapat Kerja Pemerintah 2013 di Jakarta Convention Center, Senin (28/1).

Keinginan BNI untuk bisa mengakuisisi BPUI ini karena ingin menggalakkan pasar modal di masa depan. Harapannya bisa menggenjot kinerja karena pasar modal saat ini memang cukup memberikan keuntungan yang signifikan.

Untuk mengakuisisi BPUI tersebut, BNI memiliki dua opsi yaitu pertama, membeli perusahaan BPUI (holding Bahana) sekaligus utang-utangnya. Menurut Gatot, nilai utangnya mencapai Rp 1,2 triliun yang akan jatuh tempo pada 2050. Kedua, membeli sekuritas dengan keseluruhan utangnya.

Utang BPUI juga dibeli

Namun tampaknya, BNI tetap bersikukuh untuk membeli holding BPUI. Pihaknya ingin menjadi total solution perusahaan keuangan. Baik perbankan, sekuritas, perusahaan asuransi, manajer investasi hingga perusahaan ventura.

"Saat ini utangnya mencapai Rp 1,2 triliun. Kami tetap ingin memakai dana obligasi rekapitalisasi untuk membelinya. Jadi kami ambil sekalian membantu meringankan beban pemerintah," tambahnya.

Saat ini, obligasi rekapitalisasi khususnya dari bank BUMN nilainya mencapai di atas Rp 80 triliun. Pemerintah harus memberikan bunga tinggi atas obligasi tersebut. Daripada membebankan negara dengan bunga tinggi, pihak perbankan ingin mencairkan obligasi tersebut dengan bisa diperjualbelikan di pasar. Sehingga tidak menjadi dana mengendap di pemerintah.

Bank berlogo 46 itu tetap melakukan due diligence untuk bisa mengakuisisi BPUI lebih lanjut. Sekadar catatan, BPUI memiliki program internal quantum leap sejak 2009 untuk menggenjot performa, melalui terobosan produk, layanan maupun perluasan pasar anak usaha BPUI. Yakni, Bahana Securities, Bahana Artha Ventura, Bahana TCW Investment Management, dan Graha Niaga Tatautama.

Unit bisnis BPUI dengan BNI diyakini bisa saling melengkapi. Misalnya, Bahana Artha Ventura yang berkutat di segmen mikro akan melengkapi penetrasi kredit BNI.

Bahana Securities yang kuat di segmen investment banking akan saling melengkapi dengan BNI Securities yang kuat di segmen ritel. (Didik Purwanto/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×