Reporter: Herry Prasetyo | Editor: Johana K.
JAKARTA. Direktorat Jenderal Imigrasi dan PT Garuda Indonesia menunjuk PT Bank BNI Tbk menjadi bank penerima pembayaran visa on board. Kebijakan visa on board (VoB) atau pengurusan visa di atas pesawat untuk pertama kali dilaksanakan khusus untuk penerbangan dari Jepang ke daerah-daerah tujuan wisata di Indonesia terutama di Bali.
Terobosan ini dilakukan pemerintah untuk terus mendorong laju peningkatan kunjungan wisatawan asing.
Menurut Direktur Treasury dan Internasional BNI Bien Subiantoro, penunjukkan BNI ini lantaran bank pelat merah ini mempunyai cabang di Tokyo, Jepang. Hal ini sejalan dengan program BNI untuk meningkatkan volume pembayaran internasional. "Potensi pendapatan dari layanan VoB ini cukup besar," ujar Bien, Kamis, 21/1.
Maklum saja, banyak turis Jepang yang datang ke Indonesia. "Hari ini saja penumpang dari Jepang ke Indonesai jumlahnya mencapai 250 orang," kata Bien. Asal tahu saja, biaya visa per orang untuk satu bulan sebesar US$ 25.
BNI akan akan menerima pembayaran dari turis dalam mata uang dollar dan kemudian mengirimkannya ke Ditjen Imigrasi dalam mata uang rupiah. Menurut Bien, selain akan menuai pendapatan dari interest rate, BNI juga mendapat komisi ongkos pengiriman. "Ini cukup potensial untuk menambah fee base income BNI," imbuhnya.
BNI sendiri selama ini bertindak selaku bank penerima pembayaran visa on arrival di seluruh titik kedatangan tamu dari negara lain. Para turis asing dengan mudah membayar biaya visa saat kedatangannya di berbagai pintu masuk kedatangan, baik di bandar udara internasional maupun pelabuhan laut.
Sebagai pilot percontohan akan diberlakukan di bandara Narita, Tokyo lebih dulu, setelah itu secara bertahap diberlakukan di jalur penerbangan Garuda Indonesia dari Osaka dan Nagoya. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan menerapkan kebijakan yang sama di Australia atau negara lainnya. "BNI selalu siap mendukung karena ini merupakan bagian dari program payment and remittance," imbuh Bien.
Hingga akhir tahun 2009, volume pembayaran dan pengiriman uang melalui BNI mencapai US$ 18 miliar. Dari total volume tersebut BNI meraup pendapatan sebesar Rp 167 miliar.
Tahun ini, lanjut Bien, manajemen menargetkan volume payment dan remittance bisa tumbuh antara 30% hingga 40%. Sedangkan target pendapatan dari transaksi tersebut diperkirakan bisa mencapai Rp 200 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News