kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

BNI pacu bisnis kartu kredit lewat m-POS


Rabu, 09 September 2015 / 10:10 WIB
BNI pacu bisnis kartu kredit lewat m-POS


Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Di tengah kelesuan ekonomi, perbankan menempuh segala cara berupaya menggenjot bisnis kartu kredit. Coba tengok saja aksi Bank Negara Indonesia (BNI) yang menggandeng MasterCard dan pengelola jaringan restoran Boga Group.

Selasa (8/9), BNI, MasterCard dan Boga Group meluncurkan layanan pembayaran mobile point of sales (m-POS). Singkatnya, m-POS adalah sistem pembayaran mobile payment mengunakan smartphone yang terhubung dengan alat baca kartu sederhana (dongle).

M-POS ibarat mesin gesek (EDC) mini. "Setelah restoran, BNI membidik usaha kecil menengah (UKM) seperti pusat oleh-oleh untuk mengembangkan layanan m-POS," ujar Corina Leyla Carnelis, Division Head Card Business BNI, kemarin.

Irni Palar, Country Manager MasterCard Indonesia menilai, pengguna kartu kredit bakal cepat terbiasa menggunakan layanan pembayaran m-POS seiring dengan meningkatnya penggunaan smartphone. BNI dan MasterCard memperkenalkan layanan m-POS untuk pertama kalinya pada Agustus 2013.

Saat ini, layanan m-POS telah digunakan oleh sembilan asuransi, setara dengan 300 unit dongle yang digunakan oleh agen asuransi. Ambisi BNI, bisa memperbanyak dongle hingga 1.000 unit di akhir tahun.

BNI juga bakal menambah sekitar 15.000 EDC dari target pemasangan 30.000 EDC baru di tahun ini. Saat ini, BNI memiliki sekitar 70.000 EDC. Memperbanyak m-POS dan EDC menjadi strategi BNI mendongkrak transaksi kartu kredit di tengah penurunan daya beli masyarakat.

Tahun ini, BNI berharap bisa mendulang pendapatan komisi (fee based income) sebesar Rp 200 miliar dari bisnis kartu kredit atau tumbuh 20% dari tahun lalu. Hingga kuartal II 2015, fee based kartu kredit masih sebesar
Rp 90 miliar. Komisi layanan acquirer lewat EDC dan m-POS menyumbang 20%-25% terhadap total fee based.

Dari sisi transaksi, nilai transaksi kartu kredit mencapai Rp 3,2 triliun saban bulan. "Saat ini, pinjaman kartu kredit naik 40% menjadi Rp 9,4 triliun dari Rp 5,6 triliun di tahun lalu," tandas Corina.

Kenaikan pinjaman turut mengerek rasio kredit bermasalah menjadi 2,4% per Agustus 2015 dari 1,6% di Januari 2015. Kini kartu kredit beredar BNI sebanyak 1,6 juta kartu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×