Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) lebih optimistis menyambut tahun 2020 mendatang. Direktur Utama BNI Achmad Baiquni dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR mengatakan pertumbuhan laba bersih dipatok naik hingga 15%-17% secara year on year (yoy).
Pencapaian tersebut praktis lebih optimis dibandingkan pencapaian pada akhir kuartal III 2019 lalu yang hanya tumbuh 4,7%.
Baca Juga: Himbara investasi ke Muamalat? Ini kata Bank Mandiri
Baiquni juga menjelaskan bahwa pihaknya memang tidak terlalu mematok tinggi laba di tahun ini, lantaran perseroan memilih untuk fokus memperbaiki kualitas aset sambil merekomposisi pendanaan ke dana murah.
"Kami melihat di sisa waktu tinggal beberapa bulan ini, kemungkinan laba bersih kami di 2019 akan ada di kisaran itu yakni 4,7%," ujarnya di Jakarta, Selasa (26/11).
Adapun, alasan BNI lebih optimistis laba bisa tumbuh kencang di tahun depan tak lain dikarenakan kredit yang diproyeksi tumbuh dua digit sebesar 11%-13% pada 2020. Pertumbuhan tersebut menurutnya optimis di tengah kondisi makroekonomi yang masih belum stabil.
Baca Juga: BNI dan CIMB Niaga siapkan program kartu kredit peluncuran Iphone baru
Meski begitu, pertumbuhan kredit di tahun depan sangat berpatokan pada kondisi ekonomi yang bisa berpengaruh pada permintaan kredit baru. Di sisi lain, bank berlogo 46 ini menilai, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 akan lebih baik dibandingkan tahun ini yakni menjadi sebesar 5,0%-5,2%, dengan proyeksi tingkat suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate (7DRRR) di 4,5%-5%.
Prognosa pertumbuhan kredit BNI di tahun 2020 tersebut sebenarnya tidak jauh berbeda dengan target di tahun ini. Sebab, tahun ini BNI telah melakukan revisi target pertumbuhan kredit menjadi 12%-13% yoy. Menurun dari proyeksi awal tahun di kisaran 13%-15%.
Lebih lanjut, dengan target pertumbuhan kredit mencapai 13% di tahun depan, bank bersandi emiten BBNI ini juga berharap peningkatan dana pihak ketiga (DPK) bisa sejajar dengan kredit yaitu sebesar 12%-14% yoy.
Baca Juga: BNI biayai pabrik amonium nitrat milik anak usaha Dahana dan Pupuk Kaltim
Sementara untuk kualitas aset, BNI memandang rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) masih akan stabil di rentang 1,8%-2% di tahun depan. Lewat target yang serba dua digit tersebut, Baiquni berharap pihaknya mampu mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 9%-11% yoy di tahun 2020 mendatang.
Adapun, dalam paparannya, Baiquni menyebut fokus ekspansi bisnis pada 2020 adalah menyasar pada pengembangan bisnis dan ekosistem digital. "Kami akan berusaha menekan cost of fund (CoF) dan mendorong fee based income (FBI) untuk mendorong perolehan laba," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News