Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Permintaan kartu kredit memang mengagumkan, termasuk di bank syariah. Di BNI Syariah, jumlah kartu kredit beredar lebih banyak dibandingkan perkiraan manajemen.
Hingga Agustus lalu, nasabah BNI Hasanah Card mencapai 119.732 orang. Pencapaian ini lebih banyak dibandingkan target setahun manajemen, yaitu 100.000 kartu.
Jumlah kartu tersebut juga melejit lebih dari dua kali lipat dibandingkan akhir tahun lalu yang hanya 50.623 orang. “Outstanding kartu pembiayaan sebesar Rp 209,086 miliar per 24 September 2012,” tutur Dade Dermawan, General Manager Divisi Komunikasi Jaringan dan Layanan BNI Syariah, saat ditemui KONTAN, akhir pekan lalu.
Kebanyakan nasabah masih menggesek kartu untuk kebutuhan konsumsi. Sisanya mengalir ke pembiayaan usaha, sesuai tawaran Hasanah Card, misalnya usaha waralaba dan pendidikan.
Sebelumnya, Imam Teguh Saptono, Direktur Bisnis BNI Syariah, mengungkapkan, bank banyak menyediakan beragam program menarik. "Hasanah Card cukup unik, bisa digunakan untuk fasilitas franchise, umroh, belajar di luar negeri, serta transaksi sehari-hari,” terang dia.
Imam berharap, outstanding Hasanah Card sampai akhir tahun nanti mencapai Rp 300 miliar, atau naik 108,3% ketimbang posisi 2011 lalu yang hanya Rp 144 miliar. Saat ini, penyaluran pembiayaan melalui Hasanah Card masih dibawah 5% dari total pembiayaan perseroan.
Meski Bank Indonesia (BI) membatasi jumlah pemilikan kartu kredit, Dade optimistis, perseroan bakal tetap membukukan pertumbuhan. Regulator mengatur kartu kredit melalui Surat Edaran No. 14/27/DSAP perihal Mekanisme Penyesuaian Pemilikan Kartu Kredit.
Dade beralasan, pangsa pasar dan preposisi Hasanah Card berbeda dengan kartu kredit lain. Kendati begitu, perseroan akan tetap mengikuti aturan main regulator dan Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) yang berusaha menertibkan bisnis kartu kredit.
Steve Marta, General Manager AKKI menilai, bank penerbit kartu kredit akan lebih kreatif memasarkan untuk menahan penurunan jumlah kartu. Misalnya, ekspansi ke kota besar lain. “Selama ini, pengguna kartu kredit terlalu berpusat di Jawa,” imbuh dia.
Meski begitu, Steve memprediksi, kebijakan BI tersebut bakal berdampak pada penurunan jumlah kartu kredit yang beredar. Dia memperkirakan, penurunannya akan berkisar 20% - 30%. Tapi dia optimistis, penurunan itu tidak akan mempengaruhi volume transaksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News