Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan menyambut baik rencana Bank Indonesia (BI) menerapkan kebijakan pelonggaran rasio intermediasi makroprudensial (RIM) Juli mendatang. RIM dilonggarkan menjadi 84-94% untuk mencapai pertumbuhan kredit 10-12%.
Terutama kebijakan ini ditujukan untuk mendorong pertumbuhan kredit perbankan. “Finance to Deposit Ratio (FDR) BNI Syariah berada di angka 80%,” ujar Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah Wahyu Avianto, Jumat (22/3).
Ia menambahkan kondisi ini biasanya dianggap sebagai kondisi likuiditas ketat pada industri keuangan namun hal berbeda terjadi pada industri syariah disebabkan oleh pertumbuhan customer yang tinggi dan pesat.
Wahyu mengungkapkan keinginan masyarakat untuk berinvestasi di bank syariah cukup tinggi, ini mendorong BNI syariah melakukan ekspansi di sektor bisnis.
BNI syariah menargetkan pertumbuhan FDR sebesar 90% di akhir tahun 2019 ini. Penyaluran kredit sejauh ini berfokus pada sektor konsumer dan tidak menutup kemungkinan untuk masuk ke sektor infrastruktur dengan sejumlah pertimbangan.
"Kita sekarang komposisinya masih banyak di sisi konsumer dengan persentase sekitar 60%. Kita juga mulai masuk ke infrastruktur namun berfokus pada BUMN memanfaatkan join financing dengan induk BNI. Kita menaruh perhatian pada infrastruktur yang memiliki risiko rendah dengan kompensasi pricing yang juga rendah sehingga marginnya tetap," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News