Reporter: Christine N Nababan | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Tahun ini, Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) mengejar sistem interkoneksi. Sistem teknologi informasi (TI) dan operasional satu layanan di antara 26 BPD ini dimaksudkan untuk menerapkan prinsip efisiensi.
Eko Budiwiyono, Ketua Umum Asbanda mengungkapkan, penyatuan koneksi 3100 kantor layanan dari seluruh BPD tersebut akan dilakukan secara bertahap. “Fiturnya kelak akan memungkinkan nasabah melakukan layanan transfer, setor dan tarik tunai dari satu BPD ke lainnya,” ujar Eko ditemui KONTAN, akhir pekan lalu.
Setiap nasabah dari masing-masing BPD nantinya akan memiliki single identity account yang bisa digunakan di kantor layanan BPD manapun. Misalnya, nasabah BPD DKI Jakarta bisa melakukan setor atau tarik tunai di BPD Jawa Tengah.
Saat ini, proyek yang telah digagas sejak tahun lalu, baru diikuti 23 BPD. Di tahap awal, fitur interkoneksi sudah bisa melayani transaksi transfer dana. Tahun ini, fitur lainnya akan menyusul seperti setor dan tarik tunai. Asal tahu saja, interkoneksi ini merupakan cikal bakal program BPD Regional Champion (BRC) yang ditargetkan rampung pada 2015 mendatang.
Eko bilang, yang menjadi pekerjaan rumah sekarang adalah menyatukan sistem TI seluruh BPD yang tergabung dalam proyek ini, termasuk membujuk tiga BPD yang tersisa untuk mensukseskan interkoneksi. Tiga BPD tersebut masih berhitung soal biaya dan efisiensi. "Jadi kami tunggu, semoga tahun ini terlaksana,” tutur Eko.
Sekadar menyegarkan ingatan, akhir 2010 lalu, Bank Indonesia meluncurkan program BRC, yang mengharuskan rasio kecukupan modal (CAR) BPD 15%. Tujuannya, memperkuat ketahanan kelembagaan masing-masing BPD. Akhir Feburari lalu, CAR BPD di level 19,53%.
Kinerja BPD juga menunjukkan pertumbuhan. Aset menembus Rp 322 triliun atau naik 23,84% dibanding setahun sebelumnya. Penyaluran kredit mencapai Rp 177 triliun, naik 21,89%. Dana Pihak Ketiga naik 25% dari Rp 210 triliun menjadi Rp 263 triliun.
Laba BPD dua bulan pertama tahun ini tercatat Rp 1,583 triliun atau melejit 19,92% dari periode yang sama tahun lalu, yaitu Rp 1,320 triliun. “BPD-BPD hanya perlu meningkatkan kerja sama dan pengembangan bisnisnya untuk mendongkrak kinerjanya agar lebih bagus,” imbuh Eko. Sedangkan, rasio kredit macet relatif terjaga di level 1,96%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News