kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.913   12,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

BPR Belum Penuhi Modal Inti, Konsolidasi Bisa Jadi Opsinya


Senin, 19 Agustus 2024 / 20:25 WIB
BPR Belum Penuhi Modal Inti, Konsolidasi Bisa Jadi Opsinya
ILUSTRASI. Karyawan melayani nasabah di booth Bank BJB Syariah saat pameran di Jakarta (16/12/2023). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan posisi per Juni 2023 pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia tumbuh menjadi 7,31% dari total industri perbankan nasional. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh 13 bank umum syariah, 20 unit usaha syariah, dan 171 BPRS, dengan sebaran porsi aset 65,78% bank umum syariah, 31,68% unit usaha syariah, dan BPRS sebesar 2,54%. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Putri Werdiningsih

Sejauh ini beberapa pelaku telah mengambil langkah menyuntikkan modal tambahan. Namun, jika tidak bisa, upaya lain yang bisa dilakukan adalah melalui konsolidasi dengan pemain lainnya.

Ketua Umum Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat Indonesia (Perbarindo), Teddy Alamsyah bilang saat ini ada kemungkinan terjadi aksi akuisisi untuk menyelamatkan BPR/S yang belum memenuhi modal inti. Memang saat ini tidak mudah untuk ketentuan modal inti minimum, apalagi pandemi Covid-19 sempat memberikan tekanan besar terhadap BPR/S.

Ia berharap pemegang saham BPR/S yang selama ini telah berada di industri ini dapat berperan melakukan akuisisi BPR/S yang masih kesulitan permodalan.  Tetapi, itu jika memang memungkinkan. 

“Kalau tidak memungkinkan, maka kami berharap regulator untuk memberikan relaksasi kembali,” ujarnya.

Baca Juga: Sekitar 5% BPR Belum Penuhi Modal Inti, Opsi Merger dan Akusisi Menanti

Sementara itu, Ketua Umum Kompartemen BPR Syariah (BPRS) Asbisindo Cahyo Kartiko bilang saat ini beberapa pemegang saham BPRS tengah dilanda kegamangan terkait prospek bisnis industri ini ke depan. Alhasil, langkah suntik modal juga beberapa belum dilakukan.

Bukan tanpa alasan, ia melihat industri BPRS saat ini masih belum memiliki kekhasan tersendiri dari BPR konvensional. Alhasil, persaingannya pun cukup berat untuk pelaku industri BPRS ini bisa bertahan.

Lebih lanjut, Cahyo melihat sejatinya dari asosiasi dan OJK juga telah melakukan komunikasi terkait permasalahan ini. Di mana, OJK juga sebenernya telah memberikan panduan-panduan yang menarik bagi industri BPR Syariah terkait beberapa produk khas BPRS.

“Hanya memang perlu disambung dengan bagaimana itu didorong dan dilaksanakan agar bisa kompetitif di lapangan,” ujarnya.

Baca Juga: Ada Beleid Baru, Industri BPR Siap Berbenah

Ia pun sebenarnya berharap semua pemegang saham ini masih mau untuk menyuntikkan modal ke BPRS yang dimiliki. Harapannya agar tidak perlu ada BPRS yang melakukan aksi akuisisi maupun merger. 

“Nanti kita makin sedikit lagi dengan total jumlah sekarang di 173, padahal potensinya kalau saya lihat masih besar,” tambahnya.

Menanggapi opsi ini, BPR Hasamitra mengaku  tidak berminat melakukan aksi korporasi tersebut. Direktur BPR Hasamitra, I Nyoman Supartha menegaskan bahwa saat ini pihaknya tak ada rencana mengambil alih BPR yang belum memenuhi modal inti untuk bergabung dengan BPR Hasamitra.

“Kami tidak memiliki keinginan untuk akuisisi BPR,” ujarnya singkat

BPR Hasamitra ini termasuk BPR yang memiliki aset besar. Per Juni 2024, aset BPR yang berlokasi di Makassar ini mencapai Rp 3,02 triliun dan ekuitasnya mencapai Rp 475,59 miliar.

Sebelumnya, OJK mencatat  masih banyak BPR/S yang belum memenuhi ketentuan permodalan. Data terakhir di Maret 2024, masih ada 5% dari total BPR/S yang sekitar 1.500 belum memenuhi permodalan inti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×