Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
"Likuiditas BPR juga masih sehat dimana Loan to Deposit Ratio (LDR) BPR tercatat 81,6%. Jadi ceruk likuiditas masih cukup dalam mendukung ekspansi kredit," kata Joko.
Joko memandang ada harapan dan peluang yang lebih baik untuk pertumbuhan bisnis BPR hingga akhir tahun. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II yang tumbuh baik memberikan kesempatan bagi bank untuk melakukan ekspansi.Namun, bisa tumbuh 3%-5% tahun ini dinilai sudah cukup bagus.
Joko memandang kebijakan restrukturisasi Covid-19 yang dikeluarkan OJK sangat membantu BPR bisa bertahan menghadapi pandemi ini.
Sejak tahun lalu, BPR maupun BPR sudah melakukan restrukturisasi krediy untuk membantu para UMKM binaan mereka bisa bangkit lagi.
Direktur Bisnis BPR Hasamitra Made Semadi mengakui, tantangan yang dihadapi BPR saat ini cukup berat karena ekspansi kredit tidak bisa didorong di tengah kondisi sektor riil yang tidak jalan. Para pemilik modal justru memarkir dananya di bank karena kesulitan mengelola usaha. Itu yang membuat DPK perbankan terus meningkat.
BPR Hasamitra selama pandemi terutama di tahun 2021 ini hanya mampu menyalurkan kredit sekitar Rp 40 miliar-Rp50 miliar. Padahal sebelum pandemi, bank ini bisa menyalurkan kredit sekitar Rp 70 miliar-Rp 80 miliar per bulan.
Kendati demikian, BPR Hasamitra masih tetap optimistis target pertumbuhan kredit sebesar 15% tahun ini bisa dikejar seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi.
Untuk menjaga kondisi likuditas ke depan, BPR melakukan kolaborasi dengan bank umum lewat linkage program. Sebanyak 28 BPR telah melakukan nota kesepaham kerjasama dengan PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) pada 27 Agustus 2021 untuk menjalankan program tersebut.
Baca Juga: Ingin dirikan bank digital, simak syaratnya di POJK 12 Tahun 2021 tentang Bank UmuM
Linkage program ini merupakan penyaluran kredit bank kepada sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM) melalui BPR. Bank mayapada telah mengalokasikan Rp 5 triliun untuk disalurkan lewat kerjasama tersebut.
Kaman Siboro sebagai Dewan Pengawas Perbarindo DKI Jaya dan sekitarnya mengatakan, linkage program adalah kerjasama simbiosis mutualisme yang melibatkan BPR, Bank Mayapada, dan UMKM.
Bank Mayapada sebagai bank umum lebih mudah melakukan mobilisasi dana tetapi akses terhadap UMKM terbatas sehingga membutuhkan biaya besar jika ingin salurkan kredit ke UMKM. Sementara BPR yang terbatas dalam memobilisasi memiliki kedekatan dengan UMKM.
"Dengan linkage program ini maka struktur pendanaan BPR akan lebih sehat karena ini jangka waktunya menengah panjang. Dengan pendanaan yang aman maka BPR bisa fokus melakukan inovasi dalam menyalurkan kredit. Sebelum ada program seperti ini, BPR sangat bergantung pada deposito yang memiliki biaya mahal," pungkasnya.
Selanjutnya: Ini perkembangan bisnis dan persiapan tranformasi digital BPR
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News