Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) memperoleh jatah menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp 71 triliun di tahun 2017 atau naik Rp 2 triliun dari perolehan jatah sebesar Rp 69 triliun di tahun 2016.
Kepala Bagian Divisi Program BRI, Gafyunedi, mengatakan, jatah itu mungkin akan naik jika permintaan KUR tinggi. “Kami memperkirakan akan menyalurkan KUR lebih dari Rp 2 triliun per bulan,” kata Gafyunedi, Sabtu (21/1).
Bank berpelat merah ini merencanakan akan membagi porsi KUR sebesar Rp 71 triliun selama 12 bulan sehingga pembiayaan KUR akan sekitar Rp 5 triliun per bulan. Jika melebihi permintaan, BRI tak segan untuk meminta penambahan jatah KUR.
Lanjutnya, porsi KUR sebesar Rp 71 triliun itu akan terdiri dari KUR untuk mikro sebesar Rp 62 triliun, dan KUR untuk ritel sebesar Rp 9 triliun. Porsi KUR mikro lebih besar karena dorongan pemerintah untuk mengalirkan kredit dengan bunga rendah ini ke pengusaha mikro.
Tahun 2017 ini, aliran KUR BRI akan membesar di sektor pangan, sebelumnya banyak mengalir ke perdagangan. Pasalnya, pemerintah mendorong agar pelaksana KUR memiliki porsi 40% kredit mengalir ke sektor pangan dan pengolahan, sisanya dapat disalurkan ke sektor perdagangan, industri rumahan dan sektor lainnya.
Gafyunedi bilang, sektor pangan akan menjadi tantangan perbankan dalam menyalurkan KUR karena risiko yang terbilang tinggi. Untuk menjaga risiko tersebut, BRI akan memberikan pendampingan kepada penerima KUR agar risiko semakin rendah, selain dari adanya asuransi pada kredit berbungan 9%.
Adapun, bank papan atas ini telah menyalurkan KUR sebesar Rp 69 triliun untuk periode tahun 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News