kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BRISat mejangkau ASEAN, China, sampai Australia


Senin, 28 April 2014 / 11:23 WIB
BRISat mejangkau ASEAN, China, sampai Australia
ILUSTRASI. Menteri ESDM menolak permintaan pemberian insentif berupa harga gas khusus untuk smelter tembaga milik PT Freeport Indonesia. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kebutuhan sarana komunikasi satelit menjadi semakin penting dan mendesak karena variasi model jaringan kerja yang dikembangkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk.

Direktur Utama BRI Sofyan Basir mengungkapkan, beberapa inovasi model jaringan kerja yang dikembangkan oleh perseroan bersifat mobile seperti Teras Keliling dan Teras Kapal yang hanya dapat dilakukan secara ekonomis melalui komunikasi satelit.

"Mengingat ketersediaan transponder di Indonesia yang terbatas, peningkatan kebutuhan BRI akan jaringan komunikasi satelit ini diperkirakan akan sulit dipenuhi dari pasokan transponder oleh penyelenggara satelit Indonesia. Oleh karena itu, program satelit BRI yang bernama BRI Sat akan memberikan solusi untuk mengurangi kelangkaan transponder di Indonesia," ujar Sofyan di Gedung BRI, Jakarta, Senin (28/4).

Sofyan menyebutkan, BRI Sat kelak akan menjangkau wilayah layanan Indonesia dan negara-negara ASEAN, Asia Timur termasuk sebagian China, sebagian Pasifik seperti Hawaii serta Australia Barat seperti Perth. Transponder akan secara khusus dialokasikan bagi kepentingan negara Indonesia.

"Proses desain final dan pembuatan BRISat akan dilaksanakan di pabrik SSL (Space System/Loral, LLC) di Palo Alto California yang akan memakan waktu 24 bulan, sehingga setelah memperhitungkan shipment dan launch campaign, satelit akan siap diluncurkan 25-26 bulan yang akan datang sejak tanggal efektif kontrak atau sekitar pertengahan tahun 2016 di Kourou, French Guiana," ucap Sofyan.

Lebih lanjut Sofyan mengungkapkan, sebagian transponder akan dialokasikan kepada pemerintah Indonesia. Oleh karena itu, selain digunakan untuk mendukung operasional BRI, BRISat juga dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk komunikasi langsung dengan atau antar kantor-kantor perwakilan Indonesia di negara-negara yang terjangkau seperti China, Hong Kong, Jepang, Kamboja, Korea Selatan, Macau, Malaysia, Myanmar, Taiwan, Thailand, Filipina, Singapura, Vietnam, Papua New Guinea dan Australia Barat.

Disamping itu, kata Sofyan, BRISat akan dimiliki dan dioperasiokan sendiri oleh BRI sehingga seluruh proses enkripsi dan kontrol saluran komunikasi akan sepenuhnya dikelola oleh institusi Indonesia.

"Dari sisi keamanan informasi, dalam kontrak, SSL selaku manufaktur yang dipilih untuk membangun BRISat telah menyanggupi untuk sepenuhnya memenuhi spesifikasi khusus yang diminta oleh BRI dan bahwa tidak akan ada peralatan penyadapan di dalam BRISat," jelas Sofyan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×