Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Adi Wikanto
Bandung. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk menargetkan peluncuran satelit BRISat pada 8 Juni 2016. BRI mencatat ada beberapa keuntungan dari proyek ini.
SEVP IT Strategy & Satelite BRI Hexana Tri Sasongko bilang, keuntungan pertama adalah terkait dengan biaya operasional, diharapkan nantinya akan efisien seiring dengan mulai beroperasinya satelir .
Kedua, BRI juga bisa menciptakan nilai sosial. Nantinya diharapkan BRI bisa menjadi agen development yaitu melakukan pendorong pertumbuhan ekonomi daerah desa tertinggal dengan pemanfaatan jaringan satelit.
Ketiga, bisa meningkatkan kualitas jaringan yang ada di BRI saat ini. Hal ini utamanya untuk mulai menghadapi persaingan di tingkat MEA. Keempat, BRISat bisa mendorong inti bisnis BRI yaitu di pembiayaaan mikro. “Dengan adanya BRISat ini maka akan sistem laku pandai BRI akan lebih baik,” ujar Hexana, Sabtu, (6/3).
Kelima, dengan 40 transponder dari BRISat, BRI bisa menjadi salah satu perusahaan yang mempunyai servis khusus kepada nasabah berbentuk augmented service. Augmented service adalah bagaimana BRI memberikan nilai tambah berupa servis lebih dalam hal pelayanan IT ke nasabah dan debitur.
Hexana memberikan contoh, ketika nasabah atau debitur nanti membutuhkan wifi untuk bertransaksi, maka nasabah hanya bisa mengakses dengan menggunakan kode tertentu yang disediakan oleh BRI dengan memakai jariangan satelit.
Selain itu menurut Hexana nantinya layanan augmented iini diharapkan bisa diterapkan ke bisnis mikro sehingga bisa mendukung literasi keuangan di tingkat desa terpencil. Namun BRI belum bersedia membeberkan lebih jauh.
Hal ini karena BRI masih menggodok konsep dari layanan ini. BRI juga masih akan melakukan kerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terkait dengan universal service obligation. “Ini salah satu cara kami menjadi the most valuable bank,” ujar Hexana.
Dalam kerjasama dengan pemerintah ini, BRI akan memberikan 4 transponder ke pemerintah. Hexana bilang, pemberian ini untuk memenuhi janji BRI pada 2014. “Dengan ini negara bisa melakukan penghematan untuk sewa transponder sebesar 70 juta US$,” ujar Hexana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News