Reporter: Issa Almawadi | Editor: A.Herry Prasetyo
JAKARTA. Meski belum resmi merilis kinerja kuartal III 2013, Bank Syariah Mandiri (BSM) menegaskan, kasus fraud yang ramai dibicarakan belakangan ini tak mengganggu pertumbuhan bisnis bank.
"Kasus di Kantor Cabang BSM Bogor tidak berpengaruh ke laba. Kami melakukan pencadangan," ujar Taufik Machrus, Sekretaris Perusahaan BSM kepada KONTAN, Jumat (1/11) pekan lalu.
Sebelumnya, Bank Mandiri sebagai induk usaha BSM menyampaikan, ada sedikit pengaruh atas kasus fraud BSM Bogor terhadap laba maupun non performing financing (NPF). Hal itu disampaikan Sunarso, Direktur Commercial & Business Banking Bank Mandiri, ketika menyampaikan kinerja Mandiri secara konsolidasi, belum lama ini.
Meski lebih baik dari tahun lalu, NPF BSM per September 2013 tercatat 3,4%. "Tahun lalu di atas 5%, tahun ini NPF BSM dijaga di level 2,6%," ungkap Sunarso.
Meski begitu, Sunarso bilang, peningkatan NPF BSM tak semata karena kasus fraud. Kondisi makro yang tengah fluktuatif juga menjadi pemicu. Apalagi, sebagian besar pembiayaan BMS mengalir ke usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Sunarso menambahkan, seiring kondisi makro yang menekan NPF, BSM kemungkinan tak bisa mengejar target laba Rp 1 triliun pada akhir tahun ini. "Untuk laba per September, nanti tunggu saja publikasi BSM," kata dia.
Dalam paparan kinerja Bank Mandiri, kinerja BSM hanya disinggung mengenai total pembiayaan yang telah mencapai Rp 49,7 triliun per September 2013. Adapun total aset mencapai Rp 61,8 triliun dan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 54,4 triliun.
Manajemen BSM belum dapat memastikan berapa kerugian yang diderita dari kasus fraud di Bogor. Dari keterangan penyidik sebelumnya, ada penyimpangan pemberian fasilitas pembiayaan terhadap 197 nasabah secara fiktif dengan total dana Rp 102 miliar dan potensi kerugian sebesar Rp 59 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News