Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak pandemi Covid-19 mulai merebak di Indonesia pada awal kuartal 2020, berbagai industri turut mengalami dampak negatifnya, termasuk bidang properti. Hal tersebut terlihat dari banyaknya pengembang yang mengalami tekanan di kinerja keuangannya.
Namun, sektor properti kini mulai membaik dan terus bergerak ke arah positif seiring membaiknya kondisi ekonomi dan beberapa stimulus yang diberikan pemerintah di bidang properti, mulai dari DP 0% hingga insentif PPN. Hal tersebut meningkatkan gairah masyarakat untuk membeli properti di tengah pandemi Covid-19.
Pengamat memperkirakan sektor properti akan tumbuh dua digit tahun ini dengan asumsi pertumbuhan ekonomi di atas 5%. Panangian Simanungkalit, pendiri Panangian School of Property memproyeksi sektor properti bisa tumbuh di atas 10%.
"Jika ekonomi tumbuh 5%, akan terjadi pemulihan sektor properti, di mana perumahan akan menjadi dominan, terutama perumahan tapak," kata Panangian baru-baru ini.
Baca Juga: Sepanjang Tahun Lalu, Agen Laku Pandai BTN Catatkan 1,2 Juta Transaksi
Potensi besar di industri properti pada 2022 dan tahun selanjutnya tetap membutuhkan dukungan sektor perbankan. Ekspansi perbankan dalam pembiayaan perumahan mutlak diperlukan untuk menggenjot kebangkitan sektor properti.
Dalam mendukung kebangkitan sektor properti PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) telah melakukan berbagai strategi agar pembiayaan perumahan lebih masif lagi terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk bisa memiliki rumah impian.
Ekspansi Bank BTN juga untuk mendukung suksesnya program sejuta rumah yang digagas pemerintah.
Untuk 2021 saja, Bank BTN telah menyalurkan KPR Sejahtera FLPP sebanyak 117.699 unit dengan nilai Kredit Rp 17,15 triliun.