Reporter: Aldehead Marinda | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (BTN) menyebut pengenaan biaya layanan untuk kegiatan tarik tunai melalui mesin EDC berpotensi menjadi menjadi pendapatan baru bagi perbankan.
Direktur IT BTN, Andi Nirtowo menyampaikan memang secara bisnis fitur ini dapat menjadi trigger memperoleh pendapatan baru perbankan. Hanya, yang perlu dipertimbangkan adalah soal berapa besaran biaya yang harus ditetapkan agar jumlah transaksinya dapat meningkat.
Melihat tren yang ada, Andi menjabarkan bahwa hingga April 2024 ini sudah ada lebih 2 juta transaksi yang tercatat melalui EDC BTN dengan volume transaksi mencapai Rp 385 miliar.
Adapun secara tahunan, frekuensi transaksi ini disebut naik jika dibandingkan April 2023 sebesar 93% yang kala itu masih berjumlah 1 juta transaksi. Kenaikan sales volume tercatat sebesar 71% dari sebelumnya yakni Rp 225 miliar di April 2023.
Baca Juga: BCA Catat 293 Juta Transaksi EDC Per Maret 2024, Biaya Admin Hanya Untuk Tarik Tunai
“Hal ini didukung oleh strategi akuisisi merchant dan kolaborasi dengan merchant anchor serta local champion dalam meningkatkan jumlah transaksi melalui program promo dan insentif kepada merchant,” ungkap Andi kepada Kontan, Senin (3/6).
Melihat laju positif tersebut, BTN optimis bahwa hingga akhir tahun jumlah transaksi yang akan tercatat dapat lebih dari 5 juta transaksi.
“Dengan sales volume mencapai Rp 1 triliun hingga akhir tahun 2024,” tutup Andi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News