Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) berpotensi gagal menjalankan komitmennya untuk menyetor modal kepada PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) yang mengelola platform pembayaran digital LinkAja. Kendala mengakusisi perusahaan modal ventura jadi alasannya.
Direktur Direktur Finance, Treasury & Strategy BTN Nixon L.P. Napitupulu saat ini PT Sarana Papua Ventura yang diniatkan jadi kendaraan perusahaan untuk menggelar aksi penambahan modal tersebut.
“Sampai saat ini belum rampung, belum ada transaksi, karena selain ada Bahana yang pegang saham mayoritas, ada kurang lebih 50 pemegang saham minoritas, ini cukup sulit meyakinkan mereka,” kata Nixon kepada Kontan.co.id, Selasa (3/3).
Baca Juga: Cari pendanaan, Bank Tabungan Negara (BBTN) kaji opsi sekuritisasi ritel
Perusahaan modal ventura dibutuhkan perseroan, sebab sebagai bank, BTN tak dilarang melakukan penyertaan modal langsung kepada entitas bukan lembaga jasa keuangan.
Sarana Papua merupakan entitas anak dari PT Bahana Artha Ventura, yang induk utamanya adalah PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI). Adapun aksi BTN mengakuisisi Sarana Papua juga telah direstui via RUPSLB Agustus 2019 lalu.
Atas alasan tersebut pula, Nixon bilang pihaknya tak terlalu optimistis akuisisi dapat dilanjutkan. Lagi pula saat ini, Kementerian BUMN juga tengah memberlakukan moratorium terhadap pendirian anak usaha perusahaan pelat merah.
“Tahun ini Kami mau fokus dulu memperbaiki kinerja, khususnya untuk menekan NPL (non performing loan) hingga ke level 3%-3,5%,” sambungnya.
Tahun lalu, kinerja BTN memang tercatat tak optimal. Laba bersih perseroan tercatat anjlok hingga 92,54% (yoy), dari Rp 2,80 triliun pada 2018 menjadi Rp 209,26 miliar akhir tahun lalu. Rasio kredit macet alias melonjak tinggi dari 2,81% pada 2018 menjadi 4,78% akhir tahun lalu.
Adapun Head of Corporate Communication Finarya Putri Dianita enggan mengafirmasi alpanya BTN dalam aksi setoran modal ke LinkAja. Meski demikian ia bilang pendanaan seri A yang diterima LinkAja saat ini memang sudah rampung.
Baca Juga: Bank Tabungan Negara (BBTN) serius benahi kualitas kredit, & siap tempur jalur hukum
“Pendanaan seri A kami baru saja selesai dan sekarang dalam posisi modal yang baik. Terkiat rencana pendanaan yang akan datang, kalaupun ada harusnya ada di level pemegang saham. Kami sendiri saat ini fokus menggunakan modal untuk pengembangan produk dan pasar,” katanya kepada Kontan.co.id.
Dari pengumuman rencana penyertaan modal yang diterbitkan induk utama Finarya yaitu PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), pendanaan Seri A sendiri dimulai sejak Juli 2019 hingga akhir Desember 2019 yang terbagi dari tiga tahap untuk menghimpun total modal Rp 1,65 triliun.
BTN tadinya dijadwalkan bakal melakukan penyertaan pada tahap kedua Oktober 2019 dengan target setoran modal di kisaran Rp 100 miliar hingga Rp 117 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News