kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bukopin lirik obligasi subordinasi


Rabu, 24 November 2010 / 09:34 WIB
Bukopin lirik obligasi subordinasi
ILUSTRASI.


Reporter: Fransiska Firlana | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Bank Bukopin mengubah strategi pendanaan. Jika sebelumnya ngotot menggelar penerbitan saham baru alias rights issue, kini Bukopin lebih mengutamakan obligasi subordinasi (subdebt). Dengan tegas manajemen membantah, perubahan rencana ini terkait sikap Kementerian Negara BUMN yang belum mengizinkan PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) menjadi pembeli siaga rights issue.

Tri Joko Prihanto, Direktur Keuangan Bukopin,menjelaskan, pilihan subdebt lantaran pertimbangan pasar. "Melihat kondisi saat ini subdebt lebih bagus," katanya. Maklum, pada saat yang berdekatan, Bank BNI dan Bank Mandiri, juga menggelar aksi serupa. Ini tentu mempengaruhi respon pasar dan harga.

Bukopin akan merilis subdebt Rp 500 miliar-Rp 1 triliun di tahun depan. Dananya untuk mendongkrak rasio kecukupan modal (CAR) dari saat ini sekitar 13% menjadi 16% - 17%. "Demi mengejar pertumbuhan kredit sampai 20%, itu bisa menekan CAR 3% sampai 4%," kata dia.

Sebelumnya, manajemen dan pemegang saham Bukopin sejak awal lebih berminat menggelar rights issue. Pada paparan kinerja kuartal III-2010, Dirut Bukopin Glen Glenardi menyatakan, target rights issue di kuartal I-2011. "Jangka pendek kami hanya berpikir right issue, dan subdebt melihat pasar," katanya.

Para pemegang saham, seperti Kopelindo (41,31%) dan Yabinstra Bulog (12,24%), juga sudah merestui manajemen Bukopin, termasuk mengundang Jamsostek sebagai pembeli siaga. Ini sekaligus menolak proposal akuisisi dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Tapi, rencana Jamsostek membeli 20% saham Bukopin terancam buyar, karena pemerintah tidak merestui. "Kami tidak ingin Jamsostek memiliki bank lewat akuisisi," kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar.

Mengenai calon pembeli rights issue, Tri Joko enggan berkomentar. "Itu di luar wilayah kami," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×