Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
Sementara itu, Pengamat Perbankan dari Binus University M. Doddy Ariefianto melihat bank-bank pelat merah ini harus benar-benar mengkaji apakah ada urgensi yang besar untuk peningkatan bunga deposito di kondisi saat ini.
Dalam hal ini, perlu dilihat kembali apa tujuan dari mengambil langkah ini.
Ia mencontohkan jika memang tujuannya adalah mendorong orang-orang Indonesia yang selama ini menyimpan dolar di luar negeri untuk kembali ke Indonesia, ada cara lain yang bisa dilakukan.
Baca Juga: OJK Ingatkan Bank Danantara Hati-Hati Menentukan Bunga Deposito Valas
Dalam hal ini, ia meyakini bahwa akan lebih mudah untuk mencari orang-orang yang selama ini menyimpan dolarnya di luar negeri dan bisa diberikan insentif khusus.
“Kalau apa yang dilakukan sekarang ini malah dampaknya pada nasabah-nasabah yang sebelumnya menyimpan rupiah di Indonesia untuk dikonversi ke dolar, jadi tujuannya gak tercapai,” ujarnya.
Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Ryan Kiryanto pun menyoroti seberapa besar kebutuhan simpanan dalam bentuk valas. Dalam hal ini, simpanan tersebut tentunya harus disalurkan untuk kredit.
Baca Juga: Persaingan Bunga Deposito Valas Kompetitif Tak Jamin Nasabah Simpan Dana di Himbara
Menurut Ryan, untuk periode akhir tahun ini, korporasi cenderung tidak banyak melakukan belanja. Di mana, biasanya korporasi sudah habis melakukan belanja di pertengahan tahun dan di akhir tahun hanya melakukan utilisasi.
“Pada akhirnya itu menambah cost of fund perbankan,” tandasnya.
Selanjutnya: Jelang Akhir Tahun, Perbankan Mulai Persiapkan Rencana Bisnis Tahun Depan
Menarik Dibaca: 6 Cara Bisnis Parfum untuk Pemula biar Cepat Cuan, Catat ya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













