kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bunga kredit konsumsi bisa menurun


Rabu, 21 Februari 2018 / 10:30 WIB
Bunga kredit konsumsi bisa menurun


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati terbatas, peluang bank menggunting suku kredit tetap terbuka di tahun ini. Sebab, selisih penurunan bunga acuan dengan pemangkasan bunga kredit masih lebar.

Bank Indonesia (BI) pun optimistis tahun ini industri perbankan masih bakal menurunkan suku bunga kredit. Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto mengatakan, perbankan akan mulai menurunkan suku bunga kredit terutama di segmen konsumsi.

Menurutnya, penurunan suku bunga kredit memang membutuhkan waktu. Catatan saja, sejak awal tahun 2016, BI sudah mencatatkan penurunan suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate sebanyak 175 basis poin (bps).

Meski begitu, penurunan suku bunga acuan tak diikuti cepat dengan penurunan bunga kredit. Pasalnya bunga kredit baru turun sekitar 150 basis poin dalam dua tahun terakhir. Dari penurunan suku bunga kredit itu, rata-rata suku bunga kredit konsumsi tercatat 12,54%, kredit investasi 10,51% dan kredit modal kerja di level 10,75%.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) sepakat bahwa suku bunga kredit konsumsi masih bakal turun tahun ini. Namun Direktur Konsumer BTN Budi Satria menjelaskan,  perbankan saat ini masih belum berani gegabah menurunkan suku bunga kredit. Ada beberapa hal yang dipertimbangkan, antara lain mengenai besaran biaya dana (cost of fund), persaingan antar bank dan faktor makro lain.

"Tapi kami melihat masih terbuka peluang untuk menyesuaikan suku bunga kredit konsumsi," ujar Budi, Selasa (20/2).

Saat ini besaran suku bunga kredit konsumsi BTN di kisaran 10%-11%. Jumlah itu telah menurun sekitar 100 bps dalam kurun waktu setahun.

Persaingan usaha

Direktur Keuangan BTN Iman Nugroho Soeko menambahkan, BTN masih ingin mengukur dampak kenaikan fed fund rate (FFR) terhadap BI 7DRRR. Dengan kenaikan FFR mau tidak mau pasti akan memberikan efek terhadap tingkat suku bunga kredit perbankan di Indonesia.

"Rata-rata suku bunga kredit BTN turun lebih cepat dari penurunan suku bunga dana pihak ketiga. Ini terlihat dari net interest margin tahun 2017 yang turun dari 4,98% menjadi 4,75%," kata Iman.

Hanya saja, BTN menilai, ketimbang segmen kredit lain, suku bunga kredit konsumsi masih dapat ditekan. Maklum, merujuk data BI,  dari seluruh jenis kredit, rata-rata suku bunga kredit konsumer masih tercatat paling tinggi yakni sebesar 12,54%.

Sementara Direktur Utama PT Bank Mayapada Internasional Tbk Hariyono Tjahjarijadi melihat faktor yang mendorong bank untuk menurunkan suku bunga, antara lain pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan beberapa kondisi makro lainnya. Namun, faktor utama yang paling cepat menggerakan suku bunga kredit antara lain adanya persaingan usaha.

Hal ini juga dilakukan bagi bank-bank yang skalanya masih belum besar agar mampu bersaing dengan bank-bank raksasa seperti di BUKU IV. "Kami lakukan (penurunan bunga) supaya bisa bersaing di pasar, di samping karena kami baru naik ke kelas BUKU III," katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (20/2).

Bank Mayapada mencatat sejak Januari sampai Desember 2017 telah menurunkan suku bunga kredit hingga sebanyak 250 bps. Secara industri, tingkat penurunan suku bunga sebesar itu berada jauh di atas rata-rata bunga kredit perbankan selama 2017 yang menurun sekitar 74 bps.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×