kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Bunga kredit lamban turun, BI lakukan penelitian


Jumat, 11 November 2011 / 12:25 WIB
Bunga kredit lamban turun, BI lakukan penelitian
ILUSTRASI. Fitur "Year on TikTok" bagikan koleksi video terbaik di TikTok sepanjang tahun 2020


Reporter: Astri Kharina Bangun |

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) masih melakukan serangkaian penelitian terkait pesatnya kenaikan overhead cost perbankan sehingga membuat penurunan bunga kredit berjalan lambat.

"Sebetulnya suku bunga kredit sudah turun dibandingkan beberapa waktu lalu. Hanya saja penurunannya tidak cepat. BI sedang meneliti apa yang membuat saluran mekanisme suku bunga terhambat," kata Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah, Jumat (11/11).

Ia memberi gambaran, pada periode 2001-2004 terjadi kenaikan biaya overhead yang cepat dengan return on asset (ROA) sebesar 1,5%. Sementara itu, sejak 2004 hingga sekarang dengan kenaikan biaya overhead yang tak beda jauh dengan periode 2001-2004, ROA bank bisa sampai di atas 3%.

"BI ingin tahu apakah untuk mengejar pertumbuhan yang besar itu membutuhkan dana overhead yang juga besar. Misalnya karena butuh ekspansi, tambahan equipment, atau orang-orang yang lebih baik. Overhead cost bermacam-macam. Kami masih meneliti," jelas Halim.

Berhubung penelitian masih berjalan, BI belum dapat menyimpulkan komponen overhead cost mana yang berkontribusi paling besar. Dari hasil penelitian tersebut nantinya BI bisa mengetahui bank-bank mana saja yang efisien dan kurang efisien. Kalau bank efisien seharusnya marginnya tidak terlalu besar. Bank pun bakal semakin kompetitif. Sehingga sensitivitas bunganya, bunga kreditnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×