Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fenomena bunga simpanan tinggi selalu muncul kala ada kemunculan bank digital baru. Hal tersebut dinilai masih menjadi cara jitu bank digital dalam mengincar Dana Pihak Ketiga (DPK) meski mahal.
Meski demikian, bunga simpanan tinggi itu bukan berarti tak ada risiko. Mengingat, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hanya menjamin simpanan dengan maksimal bunga mencapai 4,25%
Ambil contoh, PT Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI) yang telah resmi meluncurkan layanan digitalnya melalui aplikasi Krom. Bank tersebut bahkan menawarkan bunga simpanan mencapai 8,75% per tahun.
Presiden Direktur Krom Bank Anton Hermawan mengungkapkan bahwa penerapan bunga simpanan yang tinggi ini telah memperhatikan strategi bisnis ke depan. Di mana, Krom Bank tentu sudah memikirkan bagaimana tetap mencapai profitabilitas meski beban bunga tinggi.
Baca Juga: Kredit Kendaraan Bermotor BCA Tumbuh 20,8% Jadi Rp 56,9 Triliun pada 2023
Dalam hal ini, ia mengungkapkan bahwa yang menjadi strategi adalah dengan menerapkan bunga kredit yang juga melebihi bunga simpanan itu. Meski tak menyebutkan berapa pastinya, Anton pun mengisyaratkan bunga kredit di atas 10%.
”Nasabah bisa melihat bahwa profitabilitas kami masih dijaga positif dan itu indikasi kita menjalankan bisnis strategi yang tepat,” ujarnya.
Jika melihat laporan bulanan Krom Bank per Januari 2024, bank milik Kredivo Grup ini masih mampu mencatat pendapatan bunga bersih senilai Rp 62,8 miliar. Di mana, laba bulanan yang dicatat mencapai Rp 9,35 miliar.
Di sisi lain, Anton bilang bahwa penawaran bunga simpanan yang tinggi ini juga menjadi salah satu cara untuk menambah pundi-pundi DPK mereka. Mengingat, rasio likuiditas yang tercermin dari LDR mereka mencapai 649,04% per September 2023.
Tak hanya Krom Bank, beberapa bank digital juga menawarkan bunga simpanan yang tak kalah tinggi. Ambil contoh, PT Allo Bank Indonesia Tbk (Allo) yang menawarkan bunga simpanan paling tinggi 6%, artinya masih di batas atas yang dijamin LPS.
Untungnya, dengan penawaran bunga simpanan tinggi tersebut tak menahan pendapatan bunga bersih dari bank milik CT Group ini. Allo Bank masih mencatat pendapatan bunga bersih per 2023 mencapai Rp 1,04 triliun atau tumbuh 65,2%.
Baca Juga: Laba Maybank (BNII) Naik 18,5% Jadi Rp 1,74 Triliun pada Tahun 2023
Pengamat pasar modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy mengungkapkan bahwa untuk bank digital memang menawarkan bunga simpanan tinggi masih menjadi cara yang efektif. Mengingat, kepercayaan terhadap bank digital ini belum terbentuk.
”Mereka belum punya nasabah yang loyal seperti bank-bank konvensional besar,” ujar Budi.
Ia bilang strategi tersebut baru akan hilang jika nasabah sudah mengenal mereka sebagai bank besar. Alhasil, nasabah akan mulai percaya dan bank digital tak perlu menambah beban bunga dengan bunga simpanan yang tinggi.
Sementara itu, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch Amin Nurdin menambahkan bahwa bank digital ini sejatinya punya strategi lain untuk bisa berkembang, antara lain memiliki inovasi produk yang unik.
Dalam hal ini, Amin bilang jika bank digital ini mampu memiliki produk dengan ciri khasnya sendiri, bank digital tak perlu lagi memakai cara dengan mengobral bunga simpanan. Terlebih, bunga simpanan yang tinggi dan tidak dijamin LPS bisa berisiko besar.
”Risiko simpanan tidak dijamin LPS ini besar, harusnya nasabah juga aware,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News