kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Celios: Pertumbuhan Pembiayaan Modal Kerja Bersifat Musiman, Waspadai Pelemahan


Minggu, 25 Mei 2025 / 19:14 WIB
Celios: Pertumbuhan Pembiayaan Modal Kerja Bersifat Musiman, Waspadai Pelemahan
ILUSTRASI. Calon konsumen berdiskusi mengenai kendaraan terbaru di dealer mobil Honda, Sawangan, Depok, Jawa Barat, Senin (19/10). KONTAN/Baihaki/19/10/2020


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Di tengah perlambatan pertumbuhan piutang pembiayaan industri multifinance, segmen pembiayaan modal kerja justru menunjukkan ketahanan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga Maret 2025, piutang pembiayaan secara total hanya tumbuh 4,6% secara tahunan (YoY), yang merupakan pertumbuhan terendah sejak 2022. Namun, pembiayaan modal kerja tetap tumbuh solid sebesar 11,07% YoY.

Baca Juga: Multifinance Didorong Terapkan Ketentuan POJK 42 Tahun 2024 Demi Jaga Kualitas Kredit

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai, lonjakan pembiayaan modal kerja ini didorong oleh siklus musiman menjelang Ramadan dan Idulfitri.

Pada periode tersebut, pelaku usaha mikro dan kecil cenderung meningkatkan permintaan modal untuk memenuhi lonjakan konsumsi masyarakat.

“Permintaan modal kerja biasanya digunakan untuk membeli bahan baku kue Lebaran, hingga pasokan daging. Di segmen mikro, terutama di industri makanan dan minuman, permintaan tetap ada meski tidak sekuat tahun-tahun sebelumnya,” ujar Nailul kepada Kontan.co.id, Jumat (23/5).

Ia mencatat bahwa tren serupa juga terjadi pada Ramadan 2024, di mana pembiayaan modal kerja sempat tumbuh lebih dari 10%.

Meski demikian, Nailul mengingatkan bahwa tren positif ini bersifat musiman dan sementara.

Baca Juga: Pembiayaan Kendaraan Bekas Multifinance Tumbuh Melambat Secara Bulanan

Setelah momentum Ramadan dan Lebaran berakhir, permintaan rumah tangga biasanya kembali melandai.

“Perlambatan mulai terasa sejak Mei 2025. Daya beli rumah tangga berisiko tertekan di paruh kedua tahun ini, dan hal itu akan berdampak pada laju penyaluran pembiayaan,” jelasnya.

Dalam kondisi ekonomi yang melemah, lanjut Nailul, pelaku usaha cenderung menahan ekspansi atau bahkan menghentikan operasionalnya.

Di saat bersamaan, risiko pembiayaan juga meningkat karena potensi gagal bayar yang lebih tinggi.

Baca Juga: OJK Izinkan Multifinance Salurkan Fasilitas Modal Usaha Hingga Rp 10 Miliar

Untuk menjaga kualitas portofolio, Nailul menekankan pentingnya seleksi yang ketat dalam proses penilaian kredit.

Menurutnya, hal ini penting agar pembiayaan tetap tersalurkan kepada pelaku usaha yang benar-benar memiliki prospek dan kemampuan bayar.

Selanjutnya: Genap Sewindu Sudah Generali Indonesia Melindungi Pelari di Borobudur Marathon

Menarik Dibaca: 5 Langkah Cerdas Memulai Menabung di Tahun 2025 yang Bisa Dilakukan Siapa Saja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×