Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto
Lewat cara ini, bank milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur ini berharap dapat meningkatkan konstribusi FBI terhadap total pendapatan dari 15% menjadi 25% ke depan. Adapun, Bank Jatim mencatatkan fee yang diperoleh dari Jiwasraya dan Equity sampai dengan September 2018 mencapai Rp 8,65 miliar.
"Saat ini di Bank Jatim growth fee based income dari asuransi sangat tinggi karena baru dijalankan tahun lalu. Kalau industri memang lebih selektif memilih mitra dikarenakan ada beberapa asuransi yang mengalami kesulitan permodalan atau hasil investasi kurang baik," ujar Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha.
Setali tiga uang, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga terus memupuk FBI dari bisnis bancassurance. Direktur Konsumer BTN Budi Satria mengungkapkan sampai November 2018 perolehan FBI BTN cukup relatif tinggi.
Menurutnya, dari total target sebesar Rp 65 miliar, per November 2018 pihaknya sudah berhasil meraup lebih dari 80% jumlah tersebut atau sekitar Rp 52 miliar.
"Sampai akhir tahun kami optimistis angka tersebut akan mencapai 100%," katnaya. Budi juga mengatakan pihaknya melihat bisnis bancassurance masih terbuka lebar dan diprediksi perolehan FBI dari bancassurance akan semakin besar di tahun depan.
Untuk dapat lebih menjangkau nasabahnya, BTN lewat UUS-nya juga meluncurkan produk bancassurance berbasis syariah dengan menggandeng PT FWD Life Indonesia.
Lewat produk tersebut, Pemimpin Divisi Syariah BTN Joni Prasetyanto mengatakan BTN menargetkan untuk setahun pertama total premi yang diserap mampu mencapai Rp 30 miliar. Dari jumlah tersebut, pihaknya menargetkan pendapatan berbasis komisi alias fee based income dari bancassurance sebesar Rp 4 miliar.
Jumlah tersebut lebih optimistis dibandingkan target yang diberikan oleh BTN konvensional sebesar Rp 3 miliar. "Kalau syariah dikasih target Rp 3 miliar, tapi ekspektasi kita lebih tinggi bisa Rp 4 miliar fee based-nya," katanya.
Nantinya, segmen pasar yang bakal disasar oleh BTN antara lain nasabah dengan risiko pekerjaan yang tinggi semisal Polri, TNI, atlet dan lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News